Ini Polisi Batam, Bung!
Oleh : Romi Candra
Senin | 21-03-2016 | 14:40 WIB
spanduk_lantas.jpg
Salah satu spanduk Polisi Batam dalam rangka Operasi Simpatik 2016. (Foto: Romi Candra)

HARI ini, Senin, 21 Maret 2016, Operasi Simpatik 2016 dan Operasi Engku Putri Batara Biru Polda Kepri, berakhir. Operasi ini, tak hanya sukses menertibkan lalu lintas di Kota Batam yang makin macet. Tapi, juga berhasil menekan angka kriminalitas jalanan secara significan. Meski demikian, ada yang beda dari gaya operasi polisi Batam dengan daerah lain. Berikut catatan wartawan BATAMTODAY.COM, Romi Candra yang sehari-hari meliput kegiatan polisi di Polresta Barelang Batam. 

Saat membacakan amanat Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, Jenderal Polisi Drs. Badrodin Haiti pada Gelar Pasukan Operasi Simpatik Tahun 2016, Selasa tanggal 1 Maret 2016, Kapolda Kepri Brigjen Pol. Drs. Sam Budigusdian memaparkan konsep rencana operasi tersebut, yaitu optimalisasi penerapan Kawasan Tertib Lalu Lintas (KTL). Tujuannya, menciptakan lokasi penggal jalan yang tertib marka, rambu, parkir, serta pengguna jalan yang patuh dalam rangka menciptakan keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas.  

Kapolda Kepri Brigjen Pol. Drs. Sam Budigusdian menegaskan, Engku Putri Batara Biru adalah program unggulan Polda Kepri. Program ini untuk menjawab tuntutan masyarakat tentang jaminan keamanan dalam menjalankan aktivitas kesehariannya. Program ini juga menegaskan, bahwa negara hadir di tengah masyarakat.

Sasaran operasi adalah pengguna jalan raya dan para penegak hukum sendiri. Kepada para pengguna jalan agar taat dan patuh pada undang-undang lalu lintas. Sedangkang kepada para penegak hukum agar tetap konsisten melaksanakan tugas penertiban dan penegakkan hukum serta pengawasan guna menciptakan KTL. Juga, mengintensifkan kegiatan pengaturan, penjagaan dan patroli bersama para pemangku lalu lintas angkutan jalan, sesuai dengan karekteristik situasi dan kondusif di KTL. 

Untuk mendukung sukses operasi ini, Polda Kepri menurunkan 300 orang personelnya. Tentu saja, sebagai polisi yang bertugas di Bumi Melayu, mereka telah dibekali dengan pemahaman mengenai adat dan budaya setempat. Maka, pendekatan budaya pun mereka lakukan dalam operasi ini. Tegas, tapi humanis dan tetap dalam koridor budaya. 

Simak saja, bagaimana polisi Batam mengajak anak-anak muda yang biasa ngebut di Jalanan Engku Putri Batam Center untuk sadar pada keselamatan mereka dalam berkendara. Salah satunya adalah, memasang spanduk yang menggunakan bahasa yang jenaka tapi mengena. "Putus Cinta Itu Biasa, Putus Rem Mati Kita". 

Spanduk itu dipasang tepat di mana biasa anak-anak muda Batam nongkrong sambil bersendau gurau. Posisinya juga pas di samping lampu merah, perempatan Masjid Raya Batam. Sehingga, spanduk ini pasti terbaca oleh para pengguna jalan raya. 

Sudah pasti, patroli tiada henti terus dilakukan oleh polisi Batam. Mereka terus bergerak menyusuri sepanjang jalan Batam, 24 jam, selama 21 hari. Hasilnya? Angka kriminalitas jalanan turun hingga 90 persen. "Dengan adanya patroli ini ketika ada kemacetan, kecelakaan lalulintas juga bisa langsung ditangani dengan baik. Jadi sangat membantu aktivitas masyarakat," kata Kabid Humas Polda Kepri, AKBP Hartono.

Sesungguhnya, jauh sebelum Operasi Engku Putri Batara Biru Polda Kepri ini digelar, polisi Batam juga sudah menjalankan tugasnya dengan baik. Buktinya, simak testimoni seorang pengguna jalan raya yang juga Sekretaris PWI Kepri, Saibansah Dardani. 

Wartawan senior itu pada April 2012 lalu mengalami kecelakaan di Simpang Jam Batam Center, pagi hari. Ketika itu, dia hendak mengantarkan putri bungsunya sekolah. Dia terjatuh di aspal, tulang pundaknya retak dan tak sadarkan diri. Untungnya, anak Saibansah tidak apa-apa, hanya lecet saja.  "Saya pingsan, tahu-tahu saya sudah di Rumah Sakit Awal Bros," tutur Saibansah.

Setelah sadar, tambahnya, saya tanya anak saya, siapa yang mengatarkan papa ke rumah sakit. Dia jawab, polisi. "Jadi, sampai sekarang, saya belum sempat mengucapkan terimakasih kepada polisi yang mengantarkan saya itu ke rumah sakit," tutur Redaktur Senior BATAMTODAY.COM itu. 

Pernah Saibansah meminta bantuan seorang wartawati yang sehari-hari meliput berita di Polresta Barelang Batam, untuk mencari informasi, siapa polisi yang telah menolongnya itu. Tapi yang diperoleh hanya informasi, bahwa polisi yang bertugas di pos-pos lantas itu terus menerus diroling. Sehingga, tidak diketahui, siapa polisi yang baik hati itu. 

"Karena saya tidak tahu polisi yang menolong saya itu siapa, maka saya ingin mengucapkan terimakasih kepada seluruh polisi Batam saja. Khususnya, para anggota Lantas, karena telah menyelamatkan nyawa saya," ujar Saibansah lagi. 

Itulah polisi Batam, bung! Terimakasih, polisi. 

Editor: Dodo