Selama 2016, KPU BC Batam 16 Kali Gagalkan Penyelundupan Narkoba
Oleh : Romi Chandra
Selasa | 15-03-2016 | 16:37 WIB
IMG-20160315-WA0001.jpg
Kepala KPU BC Tipe B Batam, Nugroho Wahyu Widodo,(Foto : Romi Chandra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Upaya penyelundupan narkotika dari Luar Negeri seperti Malaysia ke Indonesia melalui pintu masuk, baik di pelabuhan yang ada di Batam, Tanjungpinang maupun Tanjungbalai Karimun pada 2016 ini meningkat drastis.

Terbukti untuk di Batam saja, Kantor Pelayanan Umum Bea dan Cukai (KPU BC) Tipe B Batam, sudah berhasil menggagalkan upaya penyelundupan sebanyak 16 kali. Terhitung, sejak awal Januari hingga pertengahan Maret 2016 ini.

Penggagalan itu sendiri, dilakukan di Pelabuhan Internasional Batam Center dan Bandara Hang Nadim, berkat kerjasama yang bersinergi dengan aparat penegak hukum lainnya.

"Tahun ini upaya penyelundupan narkotika meningkat drastis. 2016 baru berjalan sekitar dua setengah bulan, dan kita telah menggagalkan 16 kali, dengan pelaku yang diamankan sebanyak 20 orang," ujar Kepala KPU BC Tipe B Batam, Nugroho Wahyu Widodo, Selasa (15/3/2016) siang.

Dijelaskan Nugroho, banyaknya penggagalan yang dilakukan, bisa juga dikarenakan upaya penumpasan dan pemeriksaan setiap orang yang masuk dan keluar Batam semakit diperketat.

"Kita bisa menyimpulkan kondisi sekarang pada dua hal, bisa saja penyelundupan yang semakin meningkat, atau upaya penumpasan yang dilakukan semakit ketat," tegasnya.

Seperti pengungkapan yang dilakukan beberapa hari lalu, terhadap lima orang yang ternyata satu keluar. Mereka berupaya menyelundupkan sekitar 2,8 kilogram narkotika jenis sabu dari Malaysia menuju Tanjungpinang.

Berkat kerjasama yang dilakukan, satu pelaku diamankan begitu masuk di pelabuhan. Sementara empat orang lainnya diamankan di Bandara Hang Nadim saat mau terbang ke Surabaya.

Beberapa hari sebelumnya, juga dilakukan penggagalan penyelundupan terhadap dua orang, yang merupakan pasangan suami istri. Mereka membawa 2 ribu lebih pil ekstasi dari Malaysia, dengan maksud akan mengedarkan di Medan.

Dari dua kasus tersebut, bisa menggambarkan, siapa saja bisa masuk ke dalam jaringan peredaran narkotika. "Hal ini yang membuat kita miris melihatnya," tambah Nugroho.

Saat ini lanjutnya, pihaknya berupaya bekerjasama dengan semua pihak, termasuk operator setiap kapal penumpang yang akan berangkat ke Batam untuk mengirimkan data penumpangnya. Sehingga bisa memeriksa dan mengamati, siapa yang dicurigai berupaya melakukan penyelundupan.

Namun, ia juga mengakui terkendala karena ada beberapa operator yang enggan bekerjasama untuk mengirimkan data penumpangnya tersebut.

"Hal ini yang perlu disampaikan pada publik, jika operator tersebut tidak mau bekerjasama, tentunya mereka tidak mau ikut dalam penumpasan peredaran narkotika, yang saat ini gencar dilakukan. Namun sejauh ini, upaya yang kita lakukan terus dimaksimalkan," lanjutnya.

Editor: Udin