BNPT RI Pantau Pergerakan Ormas PETA
Oleh : Gokli
Sabtu | 13-02-2016 | 14:57 WIB
saud-usman-nasution1.jpg
Kepala BNPT RI, Komjen Pol Saud Usman Nasution.

BATAMTODAY.COM, Batam - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI akan memantau pergerakan organisasi masyarakat (ormas) Pembela Tanah Air (PETA). Sebab, ada dugaan ormas PETA mirip gerakan separatis dan militeristik.

Kepala BNPT RI, Komjen Pol Saud Usman Nasution, mengaku belum mendapat informasi adanya penyimpangan paham yang dilakukan ormas PETA. Namun demikian, BNPT akan melakukan pemantauan dan upaya pencegahan jika nanti ditemukan indikasi paham radikalisme.

"Akan dilakukan pemantauan dulu. Belum ada laporan soal ormas PETA," kata Saud di Batam, Sabtu (13/2/2016) siang. Baca: BNPT Pakai Strategi Pendekatan Cegah Paham Radikal

Pemantauan terhadap ormas PETA ini juga dilakukan Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Provinsi Kepri dan Pemko Batam. Bahkan, pendaftaran ormas tersebut juga ditolak lantaran belum mengantongi izin dari Kementerian Hukum dan Ham.

Pertimbangan lain, penolakan terhadap ormas PETA seperti disampaikan Kepala Badan Kesbangpolinmas Batam, Rudolf agar tidak kecolongan seperti ormas Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).

"Ormas PETA tidak bisa menunjukan surat dari Kemenkumham, karena itu kita tidak terima pendaftarannya. Kita juga tidak ingin kasus seperti Gafatar terulang lagi," kata Rudolf, Rabu (10/2/2016).

Terpisah, Kepala Kesbangpolinmas Provinsi Kepri, Syafri Salisman, menyampaikan sudah berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk melakukan pemantuan keberadaan ormas PETA di Kepri.

"Kendati sampai saat ini belum kita dengar ada pengurusnya, tetapi keberadaan ormas, yang mirip dengan militeristik ini, perlu diwaspadai. Karena dari profilnya ormas PETA mirip organisasi separatis yang militeristik dengan tujuan merebut aset-aset asing di tanah air untuk dinasionalisasikan," katanya.

Masih kata Syafri Salisman, ormas PETA punya lembaga tersendri, yang mirip seperti militer. Memiliki markas besar, punya Detasemen dan Lembaga Panglima Tertinggi, serta sejumlah devisi seperti Intelijen, Logistik, Operasional, Personil dan lainnya.

"Saat ini sudah terpantau ada di Riau, dan organisasi ini termasuk ormas radikal, dan akan terus kita pantau di Kepri," ujarnya.

Editor: Dodo