Warga Puskopkar Batuaji Keluhkan ATB Ngadat 4 Jam Sehari
Oleh : Harun al Rasyid
Rabu | 10-02-2016 | 09:55 WIB
air_mati.jpg
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Batam - Dalam satu hari, aliran air dari Adhya Tirta Batam (ATB) ke wilayah Perumahan Puskopkar, Kelurahan Bukit Tempayan, Kecamatan Batuaji, selalu putus.

Kejadian yang sudah berlangsung sejak satu tahun belakangan ini pun menuai protes dari warga tersebut. Seperti yang diutarakan oleh Heru (30) yang tinggal di Blok C33 nomor 25. "Setiap hari pasti airnya mati selama empat jam. Tak pernah absen itu, pasti tak jalan air itu, jadi rugi kami," ujar Heru kepada BATAMTODAY.COM, Selasa (9/2/2016) malam. 

Dijelaskan Heru, dalam sehari, ATB di perumahannya, selalu macet pada sore hari sekitar pukul 16.00 WIB dan baru mengalir kembali pada malam hari sekitar pukul 20.00 WIB. Bahkan kadang, air ATB macet satu jam lebih cepat dari hari biasanya yaitu sekitar pukul 15.00 WIB. 

"Saya tanya sama petugas ATB, katanya daerah kami terlalu tinggi. Padahal di perumahan yang sama dengan lokasi yang hampir sama juga tetap mati airnya," ujar Heru dengan nada mempertanyakan perihal terputusnya aliran air ATB itu. 

Mirisnya lagi, ketika pada jam-jam biasanya, aliran air di Puskopkar tidak sederas warga perumahan lain. Untuk menyiasati hal tersebut, beberapa warga mengaku menyediakan ember maupun wadah air lainnya guna mengantisipasi macetnya air ATB. 

"Jadinya kita memakai ember buat tampung air. Seperti kami ini pulang kerja sore, sampai rumah air mati. Jadi agak susah," timpal Dian, warga perumahan yang sama Blok C33 nomor 27. 

Tidak sampai di situ, setiap hari Minggu, biasanya aliran air di perumahan itu juga tersendat. Sehingga, warga yang biasa mengisi waktu libur kerja dengan mencuci pakayan merasa terganggu. 

"Hari minggu juga sering mati itu. Mulai jam 9 pagi sampai jam 12 kadang sampai jam 1, 2 begitu sehingga mau cuci pakaian jadinya susah," kata Dian. 

Ia berharap, perhatian dari Pemerintah Kota Batam dan pihak terkait untuk segera mengatasi kemacetan air ini. Agar warga bisa menikmatinya sesuai dengan kewajiban yang diberikan 

"Samain sajalah dengan yang lain, biar gak mati. Kita kan juga bayar," pungkas Dian. 

Editor: Dodo