DBD di Batam Telah Makan Korban, Satu Balita Tewas
Oleh : Irwan Hirzal
Jum'at | 05-02-2016 | 08:12 WIB
IMG_20160204_115058.jpg
Seorang anak pasien DBD yang sedang dirawat di RSOB Sekupang Batam. (Foto: Irwan Hirzal)

BATAMTODAY.COM, Batam - Gejala demam berdarah sering sekali muncul dan memberikan tanda-tanda. Namun kebanyakan masyarakat menganggap penyakit itu sepele. Karena gejala awal penderita hanya sebatas mengalami panas tinggi secara tiba-tiba.


Namun, apabila gejala itu dibiarkan begitu saja, tidak menutup kemungkinan berakibat fatal. Karena bisa beresiko kematian. Seperti catatan Rumah Sakit Otorita Batam (RSOB) Sekupang Batam, satu orang dilaporkan tewas setelah mendapatkan perawatan itensif di ruang unit gawat darurat.

"Terhitung sejak Januari 2016, satu penderita DBD tewas saat mendapatkan perawatan di ruang gawat darurat (UGD) RSOB, Sekupang," kata Kasi Pelayanan Medis dan Mutu RSOB, dokter Rian, Kamis (04/2/2016).

Satu orang penderita yang tewas itu merupakan balita berumur 1 tahun  6 bulan warga Pulau Kasu, Kecamatan Belakangpadang. Hal itu terjadi karena lambatnya orang tua menangani kejala demam berdarah, serta lambat membawa ke rumah sakit.

Hal itu yang harus dibuang jauh-jauh, menyepelekan gejala demam berdarah. Menurut Rian, orang tua maupun masyarakat umum agar capat tanggap ketika memiliki kejala demam berdarah.

"Capat datang dan cek ke Pukesmas maupun rumah sakit, terdekat. Apabila dibiarkan bigitu saja, penyakit itu, tentu akan terus berkembang di tubuh penderita," tambahnya.

Masyarakat tentu harus waspada dengan penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk ini. Apabila mengalami kondisi panas secara tiba-tiba, penderita harus cepat memberikan minum yang banyak kepada menderita, memberikan kompres penderita demam berdarah dibagian keningnya agar panasnya cepat turun.

"Berikan obat penurun panas pada penderita demam berdarah dan segera bawa penderita sakit demam berdarah kerumah sakit atau puskesmas terdekat agar mendapatkan pengobatan yang lebih lanjut," tegasnya.

Salah satu pasien demam berdarah, Joan Natalael (11) siswa kelas 4 SD ini harus mendapatkan perawatan selama tiga hari di rumah sakit milik pemerintah ini. Beruntung penanganan yang sigap oleh orang tua Natalia membuat kondisi anak pertamanya berangsur membaik.

Joan dirawat setelah diserang penyakit panas tinggi yang tidak kunjung turun. Menurut ibu penderita Natalia, saat itu ia langsung membawanya ke Puskesmas guna mendapatkan pertolongan lebih lanjut.

"Dia menderita penyakit demam berdarah awalnya, tapi belum aktif. Sekarang kondisinya sudah membaik, panasnya mulai turun," pungkasnya.

Editor: Dardani