Warga Tembesi Buton Tolak Digusur, 'Ayah Sani, Bantu Kami!'
Oleh : Harun al Rasyid
Selasa | 26-01-2016 | 11:31 WIB
warga-tembesi-buton-tolak-g.jpg
Aksi warga Tembesi Buton menolak penggusuran hunian mereka. (Foto: Harun al Rasyid)

BATAMTODAY.COM, Batam - Ratusan warga Tembesi Buton RT 01 RW 01, Kelurahan Kibing, Kecamatan Batuaji, melakukan aksi penolakan terhadap penggusuran lahan di tempat tinggal mereka.

Lahan seluas 19 hektare itu rencananya akan digusur oleh PT Sandi Putra Perkasa dan PT Tunas Baru Headline untuk dijadikan perumahan. Padahal di tempat tersebut terdapat hutan lindung tepat di samping area peresapan air ATB. 

Rusmono, ketua RT 01, Tembesi Buton mengatakan, rata-rata warga yang tinggal di lokasi tersebut sekitar 20 tahun. Sebelumnya oleh Dinas KP2K Kota Batam sempat 'menitipkan' kepada warga untuk menjaga kelestarian hutan tersebut. 

Lalu tiba-tiba kedua perusahan tersebut datang dan langsung mengklaim tanah itu menjadi hak miliknya. Rusmono menuturkan, jika masyarakat Tembesi Boton diharuskan membayar UWTO maka warganya siap untuk melunasi dengan cara patungan. 

"Komitmen masyarakat di sini menjaga hutan sebagai resapan air. Kami sudah lama tinggal di sini, mereka datang seenaknya main gusur. Kalau bayar UWTO, kami akan bayar," tutur Rusmono. 

Selain menjaga kelestarian hutan, warga sekitar juga sudah membuka lahan tersebut sejak duhulu kala dengan menanami berbagai macam tanaman termasuk sayur mayur. Dikatakan Rusmono, wilayah perkebunan sayur warga mencukupi pasokan kebutuhan bagi warga masyarakat Batuaji dan sekitarnya. 

"Di sini ada kebun sayur sebagian kita salurkan ke pasar-pasar di Batam. Ada kolam pancing juga, bibit lele. Bahkan kami punya UKM untuk perajin tempe," kata Rusmono. 

Rusmono juga mengatakan, persoalan tersebut pernah disampaikan ke Badan Pengusaha (BP) Batam tahun lalu sebelum lebaran. Namun, keluhan pemuka kampung yang dihuni 270 Kepala Keluarga (KK) dengan memiliki sekitar 600 jiwa itu tidak pernah ditanggapi oleh pihak BP Batam. 

"Kita pernah komplain ke sana tapi tak ada tanggapan. Terus tiba-tiba datang PT Sandi Putra Perkasa yang mau klaim. Kami tak terima," tegasnya. 

Hingga saat ini warga masih melakukan aksi penolakan dibawah derasnya air hujan. 

"Kami tak takut sama hujan, ini aspirasi kami, tolong didengarkan. Ayah (Muhammad Sani, red) bantu kami ayah," ujar Lela, salah satu warga Tembesi Buton. 

Editor: Dodo