MUI Kepri Hadang Penyebaran Doktrin Sesat Gafatar
Oleh : Saibansah
Selasa | 19-01-2016 | 12:40 WIB
P_20160118_124313.jpg
Komisi Fatwa MUI Provinsi Kepri, Ustadz Bakhtiar Muhammad Rum, MA saat ceramah di Masjid Baitusyakur Jodoh Batam. (Foto; Saibansah)

BATAMTODAY.COM, Batam - Komisi Fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) Provinsi Kepri terus melakukan langkah untuk menghadang penyebaran doktrin sesat Gafatar (Gerakan Fajar Nusatara). Salah satunya adalah dengan berceramah di berbagai masjid. 

Seperti dilakukan oleh Komisi Fatwa MUI Provinsi Kepri, Ustadz Bakhtiar Muhammad Rum, MA di Masjid Baitusyakur Jodoh Batam, Senin (18/1/2016). Paling tidak ada 10 kesesatan yang terus menerus diajarkan dalam doktrin Gafatar itu. "Kita tidak biarkan, kita terus koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk MUI Batam," ujarnya menjawab BATAMTODAY.COM. 

Diantara kesesatan doktrin Gafatar itu, tambah ustadz muda itu adalah, mengubah syadahat. Ini adalah kesesatan mendasar yang tidak dapat diampuni. Karena syahadat umat Islam di seluruh dunia itu sama, tapi di kelompok Gafatar ini diganti menjadi : Asyahadu Allaa Ilaaha Illawwohi, Wa Asyhadu Anna Al Masiih Nabiyullah. Artinya : Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa al Masih adalah nabi Allah. 

Kemudian, kesesatan lain doktrin Gafatar adalah tidak ada kewajiban bagi umat Islam untuk menjalankan sholat lima waktu, cukup diganti dengan sholat malam. "Alasannya, karena umat Islam saat ini seperti masih dalam tahap periode dakwah Nabi Muhammad di Madinah dulu," papar Ustadz Bakhtiar Muhammad Rum. 

Tidak hanya sholawatnya saja yang berganti-ganti, nama organisasinya juga fleksibel. Sebelum bernama Gafatar, namanya adalah Al Qiyadah Al Islamiyah. Dan nama ini pun juga perubahan dari nama sebelumnya, Komunikasi Millah Abraham (KOMAR). 

Saat ini, masih kata Komisi Fatwa MUI Kepri itu, telah terjadi eksodus pengikut Gafatar dari berbagai daerah di Indonesia menuju Kalimantan Barat. Di sana, Gafatar telah memiliki laha seluar 5 ribu hektar. "Mereka akan mendirikan negara di sana yang diberi nama Negara Karunia Tuhan," tutupnya. 

Editor: Dardani