Bongkar Indikasi Politik Uang, Babinsa Jalankan Tugas Atas Permintaan Masyarakat
Oleh : Romi Chandra
Rabu | 09-12-2015 | 11:56 WIB
politik-uang-HT.jpg

BATAMTODAY.COM, Batam - Praktik politik uang mulai mewarnai pemilihan kepala daerah di Batam. Seperti terjadi di kawasan Bengkong Sadai, yang dilakukan oknum pemenangan dari pasangan calon (paslon) Gubernur Kepri dan wakilnya dengan nomor urut 2, Selasa (8/12/2015) malam.

Saat kejadian, ditemukan indikasi pembagian uang kepada masyarakat oleh tim Babinsa Kodim 0316 Batam atas laporan masyarakat. Namun, isu yang beredar di lapangan malah TNI dituduh mengintimidasi masyarakat.

Dandim 0316 Batam, Letkol Infantri Josep Tarada Sidabutar, saat ditemui di ruangannya, membantah keras isu yang berdar tersebut. Menurutnya, pihaknya sudah menjalankan tugas dengan benar.

Dijelaskan Josep, kejadian berawal dengan laporan masyarakat sekitar pukul 17.00 WIB, Selasa (8/12/2015), bahwa di posko pemenangan paslon dua untuk Kepri di kawasan Bengkong Sadai, akan membagian uang pada masyarakat. Mendapat laporan tersebut, Babinsa yang bertugas di kawasan tersebut langsung mendatangi lokasi dan mendapati seorang yang berinisial A tengah memegang uang Rp 20 juta yang siap dibagikan.

Bukti-bukti yang mengarah pada indikasi kecurangan, sudah terlihat jelas dan ada beberapa orang di meja siap menerima uang tersebut. Saat ditanya uang itu untuk apa, A mengaku akan diberikan pada tim saksi, masing-masing mendapat Rp 1,5 juta.

"Karena alasan tersebut, Babinsa kita mundur dan hanya mengingatkan yang bersangkutan agar tidak melakukan kecurangan. Pihak kita juga sudah mengambil foto untuk bukti," ungkap Josep, di ruangannya, Rabu (9/12/2015) siang.

Namun, sekitar pukul 00.00 WIB, Babinsa yang bertugas di lokasi tersebut kembali mendapat laporan dari masyarakat, bahwa banyak warga yang keluar masuk dari salah satu rumah yang diduga dijadikan tempat pembagian uang.

"Babinsa kita langsung ke sana bersama masyarakat. Saat pintu rumah diketok, keluar seorang pria yang ternyata si A yang ditemui di posko pemenangan sore tadi. Babinsa kita kembali mengingatkan agar tidak melakukan kecurangan. Ia diketahui Ketua Anak Cabang PDIP di kawasan itu," lanjut Josep.

Namun A malah berdalih dan mengatakan akan menelepon ketuanya. Tidak lama ia selesai menelpon, tiba-tiba datang enam mobil yang ternyata paslon nomor urut 2, Soerya Respationo yang akrab dipanggil Romo, bersama Ketua DPRD Batam, ada Laskar Merah Putih dan lainnya.

Mereka langsung menanyai masyarakat dan Babinsa, datang dari LSM mana. Masyarakat, kata Josep, menjawab kalau mereka warga di sana yang resah adanya kecurangan dalam Pilkada. Romo kemudian menelepon seorang yang ia sebutkan berada di Jakarta. Setelah telepon tersambung, langsung diberikan pada Babinsa agar berbicara dengan orang tersebut.

"Pengakuan dari Babinsa kita, orang itu menanyakan tugas Babinsa apa? Jelas Babinsa kita menjawab tugasnya untuk mengontrol dan menjaga agar Pilkada ini tidak ada kecurangan, dan masyarakat bisa memilih tanpa adanya praktek money politik serta lain sebagainya. Karena memang itu tugas Babinsa," tambah Josep mengulangi perkataan Babinsa.

Percakapan itu tidak terlalu lama dan telepon ditutup. Babinsa kemudian menghubungi Danramil wilayah itu. Barulah patroli Danramil datang ke lokasi, dan menyapa Romo bersama rombongannya.

"Danramil menyapa apa ada masalah Romo, dan dijawab kalau Babinsa sudah mendatangi rumah Ketua PAC-nya. Romo juga meminta agar bisa menjaga kenyamanan PAC-nya. Percakapan berakhir dan malam itu juga bubar. A juga tidak pernah kami amankan dan dibawa ke Kodim. Sekarang dia masih berkeliaran di luar sana," terang Josep Lagi.

Atas kejadian ini, ia sudah berkoordinasi dengan Bawaslu. Namun ia juga mengaku tidak bisa membuktikan adanya kecurangan karena tidak langsung mendapati masyarakat yang menerima uang tersebut. "Kalau indikasi kecurangan kita temukan, tapi bukti uang itu diberikan pada masyarkaat belum kita dapati, karena kejadiannya di dalam rumah," lanjutnya.

Ia juga menegaskan, TNI selama ini diminta atau tidak, sudah menjadi kewajibannya untuk menyukseskan Pilkada dengan netral dan itu merupakan harga mati. "Tidak pernah TNI mengintimidasi masyarakat. Kami melakukan tugas karena banyaknya laporan dari masyarakat karena resah terjadinya kecurangan. Intinya, atas kejadian ini, Babinsa melakukan tugas karena permintaan masyarakat," pungkasnya.

Editor: Dodo