BEM Poltek Batam Gelar Diskusi Pancasila Anti Radikalisme
Oleh : Ahmad Rohmadi
Selasa | 01-12-2015 | 08:53 WIB
Diskusi_BEM_Poltek.jpg
Diskusi Publik yang digelar BEM Poltek Negeri Batam, Pancasila menangkal arus paham radikal di Batam. (Foto: Ahmad Rohmadi)

BATAMTODAY.COM, Batam, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Politeknik Negeri Batam menggelar Diskusi Publik yang membahas tema “Pancasila Ideologi Anti Radikalisme” di Kampus Poltek Batam, Sabtu (28/11/2015). Tema ini relevan dengan kondisi Kota Batam saat ini yang tengah disorot berbagai kalangan, terkait beredarnya kabar dugaan bergabungnya salah seorang pejabat di Badan Pengusahaan (BP) Batam dengan kelompok radikal ISIS (Islamic State of Iraq and Suriah). 


Dalam diskusi ini, dipaparkan mengenai ideologi Pancasila yang nilai-nilainya bertentangan dengan doktrin radikalisme, termasuk ISIS. “Karena founding father kita telah menyerap nilai-nilai kearifan bangsa Indonesia yang memang anti kekerasan dan radikalisme,” papar  Hendri Kremer, SE, M.Si, Dosen Universitas Putra Batam (UPB) yang menjadi narasumber dalam diskusi tersebut. 

Dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia itulah, tambah Hendri Kremer, sesungguhnya dapat diketahui, bahwa doktrin-doktrin dari luar yang cenderung anti perbedaan dan radikal itu, tidak sesuai dengan nilai asli bangsa Indonesia. 
Karena memang, dasarnya memang bangsa Indonesia itu beragam, multi ras, multi agama dan multi suku.

“Dan semua itu bukan menjadi hambatan untuk membangun bangsa ini. Sebaliknya, perbedaan-perbedaan itu membuat bangsa ini semakin kuat. Makanya, kita memiliki semboyan, Bhineka Tunggal Ika itu,” jelas dosen muda itu lagi. 

Ditambahkan Hendri, sebagai mahasiswa sudah seharusnya kita berpikir kritis. Jika masuk ideology atau doktrin dari luar yang mencoba memengaruhi, maka mahasiswa harus menganalisis dengan kritis. “Jangan asal terima begitu saja, itulah makanya kita belajar di perguruan tinggi itu,” tegasnya. 

Tanpa sikap kritis dan wawasan yang luas, maka mahasiswa itu tidak layak disebut sebagai mahasiswa. Sejarah perjalanan bangsa Indonesia ini telah mencatat, perubahan negeri ini selalu dilakukan oleh pemuda dan mahasiswa. Dari sejak era Soekarno sampai dengan era reformasi 89. 

“Semuanya dilakukan oleh mahasiswa. Kalau mahasiswat tidak kritis dan tidak memahami konsep ideology bangsannya, Pancasila, maka keroposlah sendi-sendi bangsa ini,” papar Hendri melanjutkan. 

Sementara itu, Presiden BEM Poltek Batam, Ismail mengatakan, diskusi yang dihadiri oleh perwakilan mahasiswa, mulai dari Ketua LPM (Lembaga Pers Mahasiswa), Komandan Menwa dan aktivis mahasiswa di Batam itu, diharapkan dapat memberikan pencerahan di kalangan mahasiswa Batam mengenai kondep ideology Pancasila yang anti radikalisme. 

Dengan begitu, para mahasiswa dan pemuda di Batam dapat dengan menangkal segala bujuk rayu para agen radikalisme dari luar dan dalam. “Dari diskusi ini kita ingin teman-teman mahasiswa menjadi lebih peka dan kuat dalam menghadapi serbuan doktrin radikalisme,” ujar Ismail. *

Editor: Dardani