Warga Sungai Pelunggut Kecewa Pembangunan Drainase Rusak Tanaman Jalur Hijau
Oleh : Harun Al Rasyid
Senin | 09-11-2015 | 15:57 WIB
IMG_20151109_120815.jpg
Inilah drainase yang merusak tanaman jalur hijau itu. (Foto; Harun Al Rasyid)

BATAMTODAY.COM, Batam - Pembangunan drainase utama di Jalan Dapur 12, Kel. Sungai Pelunggut Kec. Sagulung mengecewakan warga. Pasalnya, pembangunan itu ternyata merusak tanaman di jalur hijau, tanpa pemberitahuan kepada pemiliknya. 


Sekitar 6 bulan yang lalu sejak pembangunan saluran air tersebut, baik pihak proyek maupun pengawas tidak pernah memberitahukan kepada pemilik tanaman tersebut. 

Pemilik tanaman, Lb (45) mengeluh dan merasa didzolimi oleh pihak proyek pembuatan drainase. Karena semua tanaman yang ditanami satu tahun lalu itu diratakan oleh pekerja proyek. 

Padahal tanaman di sekitar jalur hijau tersebut bukan untuk pribadi, tetapi dimaksudkan untuk umum. Warga Jalan Raya Dapur 12 Kapling Mandiri No 57-58 tersebut mengaku kecewa lantaran tidak ada pemberitahuan sebelumnya dan hasil kerja kerasnya berakhir sia-sia. 

"Bukan gampang saya tanam dan rawat dari awal. Mereka main sikat saja. Ini kan buat masyarakat umum apa sih salahnya," ujarnya kesal kepada pewarta, Senin (9/11/2015). 

Sementara itu, Dd (45), suami Lb juga mengaku kecewa karena tidak dihargai hasil kerja kerasnya. Ia menyadari pembangunan saluran air itu untuk kebaikan masyarakat umum. Namun jika saja ada pemberitahuan, ia akan memindahkan tanaman untuk sementara dan akan ditanami kembali setelah selesai pembuatan drainae. 

Lanjut Dd, ia mengaku diperintahkan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Batam untuk menanam dengan jarak 10 meter di sekitar drainase utama Sungai Pelunggut.

"Silahkan kalau memang benerin drainase suruh saya ambil atau dipindahkan biar setelah selesai, kita tanam lagi," ujarnya, kesal.  

"Saya disuruh PU tanam itu. Gak gampang loh nyiram-nyiram gitu. Pas Kemarau panjang saya nanamnya kemarin. Sekarang main babat aja, padahal dah bagus itu tanamanya," sambungnya. 

Tanaman tersebut berupa tanaman keras seperti mangga, pohon rita, beringin putih, jambu batu, tanaman serai, bunga kertas dan pisang kini tak ada lagi. 

Udara di sekitar yang awalnya adem sekarang berubah menjadi panas menyengat. Ia pun pasrah, namun ia berharap pembangunan saluran air tersebut segera diselesaikan, sehingga ia dapat menanaminya kembali. 

"Kalau sudah selesai buat drainase itu, mau saya tanam kembali, biar gak panas kayak gini," harapnya.

Editor: Dardani