Penggerebekan Panti Asuhan Rizki Khairunnisa Kejutkan Lurah Batu Merah
Oleh : Hadli
Rabu | 21-10-2015 | 12:44 WIB
evakuasi-anak-panti.jpg
Proses evakuasi anak-anak di Panti Asuhan Rizki Khairunnisa  oleh polisi karena diduga telah mendapatkan perlakuan kekerasan fisik. (Foto: Hadli)

BATAMTODAY.COM, Batam - Elfitri Gustati, Lurah Batumerah, Kecamatan Batuampar mengaku terkejut dengan penggerebekan oleh Polda Kepri beserta Dinas Sosial Kota Batam di Panti Asuhan Rizki Khairunnisa atas dugaan penganiayaan pada anak asuh.

Ditemui di sela penggeledahan oleh petugas di gedung berlantai tiga pada Selasa (20/10/2015) sore, bahwa keterkejutannya bukan karena kejadian itu baru diketahuinya, namun penganiayaan itu terulang kembali.

"Ini bukan kali pertama, sebelumnya sudah juga pernah terjadi dan sudah dilaporkan ke KPPAD Provinsi Kepri. Dia (Ev, sang pengelola) adalah PNS sebagai bidan di sini," kata Elfitri menanggapi wartawan. 

Sebagai lurah, dia mengaku cukup mengenal Ev, pemilik Panti Asuhan Rizki Khairunnisa. Sebab, Ev merupakan salah satu anak dari bawahannya yang juga berstatus PNS di kelurahan itu. 

Penggerebekan yang dilakukan sempat membingungkan petugas. Karena  sistim pengelolan panti asuhan sebesar itu tidak tertata selayaknya sebuah tempat pengasuhan anak. 

"Siapa pengasuhnya tidak jelas, banyak anak-anak diasuh tetangga sekitar. Kita bawa dulu dua orang termasuk Ev, nanti bila diperlukan akan kita panggil yang lainnya. Mereka sudah bersedia," kata Kasubdit IV Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Ditreskrimum Polda Kepri, Ajun Komisaris Besar Polisi, Edi Santoso.

Sebanyak 26 anak, diantaranya masih bayi dibawa ke Rumah Singgah Dinas Sosial Kota Batam di Sekupang. Untuk sementara waktu selama proses penyelidikan dugaan penganiayaan terhadap anak-anak berlangsung, mereka ditampung di Shelter Dinas Sosial Kota Batam. 


"Sebenarnya ada 28 anak-anak di panti asuhan ini. Tapi dua anak merupakan anak tetangga yang dititipkan di sini karena orang tuanya bekerja, biasanya sore hari baru diambil orang tuanya," tuturnya.

Editor: Dodo