Mengenal Lebih Jauh Perpustakaan BP Batam
Oleh : Roni Ginting
Selasa | 22-09-2015 | 11:55 WIB
perpustakaan-bp-batam1.jpg
Suasana di dalam Perpustakaan Otorita Batam-Badan Pengusahaan (BP) Batam yang tenang. Tampak sejumlah pengunjung membaca koleksi pustaka yang ada di perpustakaan itu. (Foto: Humas BP Batam).

BATAMTODAY.COM, Batam - Perpustakaan Otorita Batam-Badan Pengusahaan (BP) Batam mulai dirintis pada awal 2008, bersamaan dengan Hari Bakti BP Batam ke-37 atau tepatnya 26 Oktober 2008, dibuka pertama kali oleh Ketua Otorita Batam Mustofa Widjaja bersama Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Daddy P. Rachmananta.

Setelah dilakukan penataan mencakup aspek ruangan, koleksi, sistem pelayanan maupun SDM, pada 22 Desember 2009, Perpustakaan Otorita Batam-BP Batam diresmikan penggunaannya oleh Ketua Otorita Batam Mustofa Widjaja, menempati Gedung B Pusat Teknologi Informasi (IT Centre) BP Batam, lantai 1 dan 2 di Batam Centre.

Perpustakaan Otorita Batam, selain diperuntukkan bagi karyawan BP Batam, juga melayani masyarakat umum yang memerlukan informasi, baik dalam bentuk cetakan maupun elektronik (digital), khususnya tentang pembangunan Barelang (Batam Rempang dan Galang), serta informasi umum lainnya, dan diharapkan memberikan kontribusi dan manfaat dalam rangka melestarikan dan memasyarakatkan proses dan hasil pembangunan Otorita Batam atau Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam).

Perpustakaan Otorita Batam-BP Batam termasuk ke dalam jenis perpustakaan khusus. Menurut Anggota 1/Deputi Bidang Administrasi dan Umum BP Batam, Gani Lasya, hal ini karena merupakan perpustakaan yang dibentuk oleh lembaga pemerintah/swasta, perusahaan atau asosiasi yang menangani atau mempunyai misi bidang tertentu, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan bahan pustaka/informasi di lingkungannya dalam rangka mendukung pengembangan dan peningkatan lembaga maupun kemampuan sumber daya manusia.

Perpustakaan khusus juga mempunyai karakter khusus apabila dilihat dari fungsi, subyek yang ditangani, koleksi yang dikelola, pemakai yang dilayani, dan kedudukannya. Sehingga dari hal tersebut nantinya akan terlihat dengan jelas perbedaannya dengan perpustakaan-perpustakaan pada umumnya.

“Meski pendiriannya dimaksudkan untuk melayani kebutuhan karyawan BP Batam, namun dalam penerapannya, Perpustakaan Otorita Batam tetap memberikan pelayanan kepada masyarakat umum yang memerlukan informasi,” ujar Gani Lasya, penggagas berdirinya perpustakaan BP Batam, beberapa waktu lalu.

Sejak berdirinya, koleksi pustaka di Perpustakaan Otorita Batam kini mencapai 9.839 bahan pustaka, baik buku, majalah, novel, dokumen, peta, baik dalam bentuk cetak maupun audiovisual. Bahan pustaka tersebut terdiri dari beberapa klasifikasi antara lain referensi, karya umum, filsafat, agama, ilmu sosial, bahasa, ilmu murni, ilmu terapan, kesenian dan olahraga, kesusasteraan dan biografi.

Dalam wawancara terpisah dengan Pelaksana harian Kepala Biro Umum dan Sekretariat BP Batam, Ilham Eka Hartawan, menjelaskan, beberapa buku (pustaka) yang menjadi unggulan di perpustakaan dengan konten pengembangan kawasan khusus Batam Rempang Galang (Barelang), antara lain beberapa buku blue print, desain rinci pembangunan dam Rempang Galang, laporan akhir (final report) sebuah perencanaan dan evaluasi wilayah Rempang-Galang, laporan akhir studi geoteknik Batam Centre, Rencana Detail Tata Ruang Rempang Sub SWP Rempang (RP-5), Final Report Rencana Induk Pengembangan Wilayah Rempang Galang, Draft Final Report Evaluasi Master Plan Pulau Batam 1991, serta Studi Perancangan Strategi Kerjasama Pembangunan dan Pengelolaan Jembatan Batam-Bintan, peta-peta lama, dan masih banyak lagi pustaka lainya.

“Sebuah video tentang proses pembuatan dam Duriangkang pun ada di Perpustakaan BP Batam,” ujar Ilham. Sebagaimana diketahui Dam Duriangkang merupakan salah satu pilot project pembangunan dam di Indonesia dengan proses desalinasi atau membendung teluk.

“Buku-buku ini dapat menjadi referensi bagi para pemustaka untuk melakukan penelitian dan kajian tentang Barelang sebagai kawasan khusus,” terang Ilham. “ Ini juga sesuai dengan misi Perpustakaan Otorita Batam-BP Batam, yaitu terwujudnya perpustakaan yang unggul berbasis IT yang berfungsi sebagai pusat kajian dan penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan, informasi tentang proses pembangunan Batam, Rempang dan Galang.”

Untuk mewujudkan hal itu, Perpustakaan Otorita Batam-BP Batam melakukan misi menghimpun, mengolah dan melestarikan hasil karya monumental dari proses pembangunan Barelang sejak berdirinya Otorita Batam (26 Oktober 1971).

Selain bahan pustaka tentang proses pembangunan Barelang, masih banyak buku dan bahan pustaka lain yang dapat dibaca pemustaka umum, antara lain novel, buku-buku kedokteran dan kesehatan, pengetahuan agama, ensiklopedi, pengembangan diri dan lain-lain.

Pengunjung atau pemustaka di Perpustakaan Otorita Batam-BP Batam setiap bulannya rata-rata mencapai 120 orang. Pada 2013, jumlah pengunjung mencapai 1.535 orang dan pada 2014 mencapai 1.412 orang. Di tahun 2015, periode Januari-Juni pengunjung telah mencapai 950 orang.

Pengunjung atau pemustaka ini berasal dari berbagai kalangan. Selain pegawai BP Batam, juga terdapat dari pekerja di perusahaan lain yang memanfaatkan waktu senggangnya untuk membaca di perpustakaan, para pelajar dan mahasiswa, serta masyarakat umum. Perpustakaan BP Batam rencananya akan memiliki gedung sendiri yang akan segera dibangun di Sekupang di tahun 2017 mendatang.

“Kami berharap Perpustakaan BP Batam dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang ingin melakukan kajian dan penelitian atau sekedar mencari informasi,” jelas Ilham.

Editor: Dodo