Razia Ditingkatkan, BNP3TKI Kepri Tekan Angka Keberangkatan TKI Ilegal ke Malaysia
Oleh : Romi Chandra
Rabu | 09-09-2015 | 17:46 WIB
razia-tki.jpg
Petugas BNP3TKI Kepri memeriksa dokumen penumpang yang hendak berangkat ke Malaysia melalui Pelabuhan Batam Centre,

BATAMTODAY.COM, Batam - Sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia, Batam sering dijadikan jalan masuknya para calon tenaga kerja Indonesia (TKI) ilegal. Kondisi itu membuat Badan Nasional Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP3TKI) meningkatkan pengawasan di setiap pelabuhan internasional.

Seperti razia yang dilakukan petugas di Pelabuhan Internasional Batam Center terhadap para penumpang tujuan Malaysia dan Singapura yang dicurigai bakal menjadi tenaga kerja hanya bermodalkan paspor dan visa pelancong.

Razia tersebut dilakukan tepat di depan posko BNP3TKI Kepri yang berada di lantai dua pelabuhan, dekat pintu keberangkatan penumpang. Pantauan di lokasi, dilakukan pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen yang dibawa penumpang.

Kepala BNP3TKI Kepri, Komisaris Besar Suyanto, saat dihubungi pewarta mengatakan, upaya tersebut dilakukan unuk menekan angka TKI ilegal di negara lain. Bahkan, saat ini Indonesia dicap sebagai negara pengekspor TKI ilegal tanpa skill.

"Kondisi itu akibat dari para pihak yang tidak brtanggung jawab. Mereka hanya mau merekrut orang tanpa diberikan bekal kemampun. Dengan kata lain, hanya mencari keuntungan, sehingga para TKI kita cuma bermodal nekat," kata Suyanto, melalui sambungan telepon, Rabu (9/9/2015) sore.

Selain itu, razia rutin yang dilakukan tersebut, juga buntut setelah pihaknya bersama Polda Kepri mengamankan 61 calon TKI di Bandara Hang Nadim beberapa waktu lalu. "Sekarang sedang dalam kepengurusan memulangkan mereka. Ada 14 orang asal NTB dan sisanya dari Jawa Timur," jelasnya.

Menurutnya, di tahanan Imigrasi di Malaysia saat ini dipenuhi oleh warga Indonesia yang bermasalah. Mereka datang hanya menggunakan visa kunjungan. Setelah masa visa itu habis, banyak yang tidak kembali, sehingga berujung pada masalah.

"Kondisi ini yang kita hindari. Rata-rata yang masiluk hanya menggunakan visa kunjungan. Untuk razia yang dilakukan, meeka yang diketahui akan berangkat ke Malaysia sebagai TKI tidak kita izinkan berangkat," pungkasnya.

Editor: Dodo