Pertanyakan Remisi Kemerdekaan

Ribuan Narapidana Lapas Barelang Nyaris Bentrok dengan Petugas
Oleh : Gabriel P. Sara
Senin | 07-09-2015 | 18:24 WIB
2015-09-07 18.40.52.jpg
Terlihat petugas dari Brimob melakukan penjagaan di Lapas Barelang.

BATAMTODAY.COM, Batam - Akibat lambatnya pemberian remisi Hari Kemerdekaan RI, yang diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 99, ribuan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas IIA Barelang nyaris bentrok dengan petugas Lapas Barelang, Senin (7/9/2015) sekitar pukul 14.30 WIB.

Informasi yang diperoleh, ribuan narapidana ngotot mempertanyakan pemberian remisi ini. Mereka berteriak dari dalam blok dan ruangannya masing-masing. Bahkan sebagian ada yang keluar. Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, petugas Lapas langsung meminta beberapa anggota Brimob Polda Kepri dengan bersenjata lengkap untuk berjaga dilokasi Lapas dengan tujuan agar kondisi tetap aman dan kondusif.
 
Hanya saja, saat pewarta mendatangi Lapas Barelang, teriakan ribuan narapidana itu sudah tidak lagi terdengar. "Sudah aman, tidak ada apa-apa, gak ada bentrok tadi," ujar Kepala Lapas Batam Farhan Hidayat kepada pewarta.

Farhan menepis adanya keributan di Lapas yang berada di bawah tanggung-jawabnya. "Gak ada bentrok, mareka (narapidana) hanya ingin mempertanyakan remisi Hari Kemerdekaan yang sampai saat ini belum turun, makanya mereka teriak ramai-ramai. Dan itu putusan dari pusat, bukan dari Lapas. Semuanya aman-aman saja," ujarnya.

Agar keadaan tetap aman dan kondusif, pihaknya meminta bantuan beberapa anggota Brimob Polda Kepri untuk berjaga-jaga. "Kalau petugas Lapas sendiri ya jelas gak bisa. Jadi kita minta bantuan dari Brimob juga. Sudah aman sekarang," tandasnya.

Hal senada disampaikan Maulana Luthfianto, Kasibinadik Lapas kelas IIA Barelang . Menurutnya, keributan ratusan narapidana itu lantaran remisi PP 99 yang hingga saat ini belum dikeluarkan dari pusat.

"Mungkin ada polemik di pusat. Kita sudah usulkan sebanyak 120 narapidana, namun hingga saat ini belum ada kejelasan. Jadi, wajar saja mereka menuntut haknya," pungkas Luthfi singkat.


Editor  Udin