PDB Per Kapita Indonesia Meningkat, Ekonomi Tetap Stabil di Tengah Tantangan Global
Oleh : Redaksi
Kamis | 06-02-2025 | 16:04 WIB
PDB-Kapita.jpg
Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, saat Konferensi Pers Produk Domestik Bruto (PDB) di Jakarta, Rabu (5/2/2025). (Foto: Kemenko Perekonomian)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Perekonomian Indonesia terus menunjukkan ketahanan di tengah ketidakpastian global. Data terbaru mencatat pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,02% (yoy) pada kuartal IV-2024, mengungguli beberapa negara lain seperti Singapura (4,3%), Arab Saudi (4,4%), dan Malaysia (4,8%). Sepanjang tahun 2024, pertumbuhan ekonomi Indonesia berhasil mencapai 5,03%.

Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan stabilitas ekonomi ini didukung oleh kebijakan fiskal yang berhati-hati serta pengendalian inflasi yang efektif. Inflasi pada Desember 2024 tercatat hanya 1,57% (yoy), tetap dalam target 2,5+/-1%. Pada Januari 2025, inflasi sebesar 0,76% (yoy) turut didorong oleh kebijakan diskon tarif listrik dan penurunan harga tiket pesawat.

"Dengan indikator yang positif ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia terus berada dalam zona 5%, menunjukkan fondasi ekonomi yang kuat di awal pemerintahan Presiden Prabowo," ujar Airlangga, dalam Konferensi Pers Produk Domestik Bruto (PDB) di Jakarta, Rabu (5/2/2025).

Lebih lanjut, ia mengungkapkan PDB Indonesia pada 2024 mencapai Rp 22.139 triliun, naik dari Rp20.892 triliun pada tahun sebelumnya. Sementara itu, PDB per kapita mencapai Rp 78,62 juta atau setara dengan USD4.960,33, mencerminkan peningkatan daya beli masyarakat.

Momentum pertumbuhan ini juga didorong oleh berbagai program pemerintah, termasuk diskon tiket pesawat, program mudik gratis, Hari Belanja Online Nasional (HARBOLNAS), dan program EPIC yang meningkatkan daya beli masyarakat hingga Rp 71 triliun pada Desember 2024.

Indikator ekonomi lainnya juga menunjukkan optimisme, seperti Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur yang kembali ke level ekspansi di 51,9, Indeks Keyakinan Konsumen yang bertahan di level 121,1, serta pertumbuhan positif pada Indeks Penjualan Riil.

Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga tetap menjadi motor utama pertumbuhan dengan kontribusi 54% terhadap PDB, tumbuh sebesar 4,94% sepanjang 2024. Konsumsi pemerintah juga meningkat seiring realisasi APBN yang lebih tinggi. Sektor industri pengolahan, perdagangan, pertanian, konstruksi, dan pertambangan menjadi penyumbang terbesar dengan kontribusi 63,9% terhadap PDB.

Secara geografis, pertumbuhan ekonomi merata di seluruh wilayah Indonesia. Wilayah Bali-Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, serta Maluku-Papua mencatat pertumbuhan di atas rata-rata nasional, dengan sektor industri pengolahan dan pariwisata sebagai pendorong utama.

Untuk menjaga momentum pertumbuhan, pemerintah telah menyiapkan berbagai kebijakan di kuartal pertama 2025, termasuk stimulus ekonomi selama Ramadan dan Idul Fitri, program EPIC Sales 2025, BINA Diskon, serta stabilisasi harga pangan. "Pemerintah juga telah menyiapkan strategi jangka panjang untuk meningkatkan daya saing, seperti program makan bergizi gratis, ketahanan pangan dan energi, serta revisi regulasi untuk mempermudah investasi," jelas Airlangga.

Selain itu, Indonesia juga terus memperkuat kerja sama internasional dengan menyelesaikan perjanjian perdagangan IEU-CEPA di semester pertama 2025, bergabung dengan BRICS, menyelesaikan perundingan Indonesia-Canada CEP, serta aksesi ke OECD.

Dengan berbagai langkah strategis ini, pemerintah optimistis dapat menjaga pertumbuhan ekonomi yang solid dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di tahun-tahun mendatang.

Editor: Gokli