Penonton Film Nasional Naik Signifikan Selama Libur Lebaran 2025, Menekraf Apresiasi Lonjakan Industri Perfilman
Oleh : Redaksi
Selasa | 08-04-2025 | 10:24 WIB
menekraf.jpg
Menekraf/Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya. (Foto: Kemenekraf)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Industri perfilman nasional mencatat lonjakan signifikan selama masa libur Lebaran 2025. Berdasarkan data dari jaringan bioskop dan pelaku industri film, jutaan penonton memadati layar lebar untuk menyaksikan film-film karya anak bangsa yang dirilis serentak pada momen libur panjang tersebut.

Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, menyampaikan apresiasinya atas pencapaian tersebut. Ia menilai tingginya jumlah penonton mencerminkan antusiasme masyarakat sekaligus menjadi indikator positif bagi kebangkitan sektor perfilman nasional, khususnya sub-sektor Film, Animasi, dan Video.

"Lebaran tahun ini menjadi momentum emas bagi sineas lokal. Film-film Indonesia berhasil mendominasi layar bioskop dan mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat di berbagai daerah," ujar Riefky, dalam keterangan persnya, Senin (7/4/2025).

Tiga film nasional berhasil mencetak rekor penonton dengan angka di atas 1 juta dalam waktu singkat. Film horor Pabrik Gula garapan Awi Suryadi (MD Pictures), film aksi spiritual Qodrat 2 karya Charles Gozali (Magma Entertainment & Rapi Film), serta film animasi JUMBO karya Ryan Adriandhy (Visinema Pictures), menjadi tiga besar film terlaris selama liburan kali ini.

Secara khusus, JUMBO mencetak sejarah sebagai film animasi Indonesia terlaris sepanjang masa. Dalam tujuh hari penayangan, film ini berhasil meraih 1.005.252 penonton, mengungguli rekor sebelumnya yang dipegang oleh Si Juki The Movie: Panitia Hari Akhir (2017) dengan 642.312 penonton.

Keberhasilan JUMBO dinilai tidak lepas dari kolaborasi strategis antara pemerintah dan para pemangku kepentingan, termasuk dalam promosi lintas kanal yang menjangkau berbagai lapisan masyarakat.

Menparekraf menegaskan komitmen Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam mendukung pertumbuhan industri film melalui fasilitasi produksi, insentif, serta promosi lintas platform. Pihaknya juga akan terus mendorong kolaborasi antara sineas muda, rumah produksi, dan platform digital agar film Indonesia mampu bersaing di pasar domestik maupun internasional.

"Pertumbuhan penonton film lokal memberi dampak ekonomi yang luas, termasuk pada sektor kuliner, transportasi, hingga pariwisata daerah. Ini adalah multiplier effect nyata dari industri kreatif yang perlu terus kita jaga dan dorong," tambah Riefky.

Pemerintah memastikan bahwa kebijakan yang mendukung pelaku ekonomi kreatif, khususnya dalam aspek produksi dan distribusi film, akan terus diperkuat agar industri perfilman Indonesia semakin maju dan inklusif di masa mendatang.

Editor: Gokli