Indonesia Segera Ekspor Produk Perikanan Budidaya ke Arab Saudi
Oleh : Redaksi
Kamis | 20-03-2025 | 15:04 WIB
badan-mutu.jpg
Kepala Badan Mutu KKP, Ishartini, dalam pertemuan bilateral virtual antara delegasi Indonesia dan Saudi Food and Drugs Authority (SFDA) yang berlangsung pada Senin (17/3/2025). (Foto: KKP)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta Kementerian Luar Negeri (Kemlu) berhasil memperjuangkan akses ekspor produk perikanan budidaya ke Arab Saudi.

Persetujuan dari otoritas kompeten Arab Saudi untuk produk tersebut diperkirakan akan diterbitkan dalam waktu dekat. Keberhasilan diplomasi ini dicapai dalam pertemuan bilateral virtual (Virtual Bilateral Meeting/VBM) antara delegasi Indonesia dan Saudi Food and Drugs Authority (SFDA) yang berlangsung pada Senin (17/3/2025).

Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (Badan Mutu KKP), Ishartini, menyatakan pihak SFDA telah menerima data yang diajukan oleh Delegasi Republik Indonesia (Delri) dan menyatakan kepuasan terhadap implementasi sistem jaminan mutu dari hulu hingga hilir.

"Negosiasi berjalan lancar, dan SFDA telah diyakinkan dengan data yang kami sajikan. Ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam menjaga kualitas produk perikanan budidaya," ujar Ishartini dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (19/3/2025).

Menurut Ishartini, keberhasilan ini merupakan hasil sinergi antara KKP, BPOM, dan KEMLU dalam menjalankan pendekatan teknis serta diplomasi. Di internal KKP, Badan Mutu KKP bersama Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya telah menyiapkan berbagai dokumen dan bahan yang diperlukan untuk memastikan kepatuhan terhadap standar teknis yang ditetapkan SFDA.

Langkah Strategis dan Potensi Ekspor

Indonesia dan Arab Saudi sebelumnya telah memiliki perjanjian bilateral dalam penjaminan mutu pangan. Dalam sistem ini, BPOM berperan sebagai otoritas kompeten Indonesia, sementara KKP bertindak sebagai pelaksana sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan (SJMKHP). Saat ini, sebanyak 58 perusahaan perikanan Indonesia telah terdaftar di SFDA, namun produk perikanan budidaya masih memerlukan persetujuan tambahan untuk dapat memasuki pasar Arab Saudi.

Ekspor produk perikanan Indonesia ke Arab Saudi pada periode 2022-2024 didominasi oleh cakalang, tuna, dan lemuru dalam bentuk ikan kaleng. Produk lain yang juga diekspor mencakup kerupuk udang, kerapu, tenggiri, ikan kakatua, serta terasi. Pada tahun 2024, volume ekspor produk perikanan ke Arab Saudi mencapai 22.000 ton dengan nilai 91 juta USD.

Produk Perikanan Budidaya Segera Masuk Pasar Arab Saudi

Dalam pertemuan tersebut, SFDA menyatakan menerima corrective action atau langkah perbaikan yang diajukan Indonesia. Secara paralel, SFDA juga sedang memproses kepatuhan standar yang diperlukan sebelum memberikan persetujuan akhir.

"Arab Saudi telah menyatakan kesiapannya untuk merilis persetujuan bagi produk perikanan budidaya asal Indonesia," ungkap Ishartini.

Produk perikanan budidaya yang telah memenuhi standar internasional dan siap memasuki pasar Arab Saudi mencakup udang, nila, lele, dan patin. Produk-produk ini tidak hanya ditujukan untuk konsumsi masyarakat umum tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan jemaah haji dan umrah.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, sebelumnya telah menegaskan pentingnya meningkatkan produksi perikanan budidaya berbasis komoditas unggulan agar dapat bersaing di pasar global. Selain fokus pada peningkatan produksi, Menteri Trenggono juga menekankan pentingnya penjaminan mutu serta strategi diversifikasi tujuan ekspor guna memperluas pasar internasional bagi produk perikanan Indonesia.

Editor: Gokli