Indonesia-Kanada Tuntaskan Perjanjian Dagang Komprehensif, Peluang Ekspor Makin Terbuka
Oleh : Redaksi
Senin | 02-12-2024 | 14:04 WIB
RI-Kanada.jpg
Menteri Perdagangan RI, Budi Santoso melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Usaha Kecil, Promosi Ekspor, dan Perdagangan Internasional Kanada, Mary di Jakarta, Senin (2/12/2024). (Kemendag)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Indonesia dan Kanada resmi menyelesaikan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Kanada (Indonesia-Canada CEPA) setelah melalui perundingan intensif selama lebih dari 2,5 tahun.

Penandatanganan pernyataan bersama tersebut dilakukan oleh Menteri Perdagangan RI Budi Santoso dan Menteri Promosi Ekspor, Perdagangan Internasional, dan Pembangunan Ekonomi Kanada Mary Ng di Jakarta, Senin (2/12/2024), sebagai bagian dari pembukaan Misi Dagang Kanada ke Indonesia.

"Perjanjian ini membuka akses pasar lebih luas bagi produk Indonesia di Amerika Utara, khususnya Kanada. Ini adalah tonggak penting untuk memperkuat posisi perdagangan kita di pasar global," ujar Menteri Budi, demikian dikutip laman Kemendag.

Selain memperluas akses perdagangan barang, Indonesia-Canada CEPA memberikan perlakuan istimewa bagi penyedia jasa asal Indonesia, termasuk sektor jasa bisnis, telekomunikasi, konstruksi, pariwisata, dan transportasi. Perjanjian ini juga mencakup pengaturan investasi di berbagai sektor strategis seperti manufaktur, pertanian, perikanan, kehutanan, dan energi infrastruktur.

Dalam lingkup yang lebih luas, CEPA juga mencakup komitmen terhadap hak kekayaan intelektual, regulasi yang baik, niaga elektronik, kompetisi usaha, pemberdayaan UKM, pemberdayaan perempuan, lingkungan, dan ketenagakerjaan.

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag RI, Djatmiko Bris Witjaksono, menyampaikan CEPA memberikan liberalisasi pasar hingga 90,5 persen pos tarif untuk produk Indonesia dengan potensi perdagangan senilai USD 1,4 miliar. Ini menjadi peluang besar bagi produk unggulan seperti tekstil, makanan olahan, sarang burung walet, kelapa sawit, kayu, dan kertas.

"CEPA tidak hanya tentang angka, tetapi juga kesempatan besar untuk produk unggulan kita memasuki pasar Kanada," kata Djatmiko, dalam Forum CEPA yang menjadi bagian dari rangkaian Misi Dagang Kanada.

Kunjungan Misi Dagang Kanada ke Indonesia pada 1-3 Desember 2024 menjadi langkah strategis untuk memperkuat hubungan ekonomi kedua negara. Sebanyak lebih dari 180 perusahaan Kanada hadir untuk mengeksplorasi peluang kerja sama di sektor prioritas, termasuk teknologi bersih, teknologi informasi, infrastruktur, dan pertanian.

Menteri Mary Ng mengajak para pelaku usaha untuk memanfaatkan momentum ini. "Waktunya tepat bagi Kanada untuk memperluas jejaknya di Asia Tenggara, sementara ini juga menjadi peluang emas bagi Indonesia untuk menjangkau pasar Amerika Utara," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Mendag Budi juga menyampaikan dukungan Indonesia kepada Kanada yang akan menjabat Presidensi G7 pada 2025. Ia optimistis Kanada dapat menjembatani kepentingan negara maju dan berkembang.

Kanada adalah mitra dagang penting bagi Indonesia, dengan nilai perdagangan bilateral mencapai USD 3,4 miliar pada 2023. Pada Januari–September 2024, nilai perdagangan telah meningkat 4,07 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, mencapai USD 2,6 miliar.

Produk ekspor unggulan Indonesia ke Kanada mencakup perangkat telepon, karet alam, dan limbah kertas, sementara produk impor utama meliputi gandum, pupuk kimia, dan kacang kedelai.

Dengan Indonesia-Canada CEPA yang telah selesai, kerja sama kedua negara diharapkan semakin erat, memberikan manfaat nyata bagi pelaku usaha, investor, dan masyarakat di kedua belah pihak.

Editor: Gokli