Menuju Satu Dekade, Pemerintah Dorong Pemanfaatan KUR untuk Penguatan Usaha Produktif di Indonesia
Oleh : Redaksi
Sabtu | 16-11-2024 | 14:44 WIB
KUR-Satu-Dekade.jpg
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Ferry Irawan, dalam acara KUR Meets The Press di Jakarta, Rabu (13/11/2024). (Kemenko Perekonomian)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pemerintah Indonesia terus memperkuat komitmennya dalam mendukung sektor usaha produktif melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR), yang kini hampir mencapai satu dekade sejak peluncurannya.

Program ini telah menjadi katalisator penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis UMKM, dengan fokus pada sektor strategis seperti ketahanan pangan, perumahan, dan hilirisasi sumber daya alam.

Sejak diperkenalkan pada 2015, KUR telah mendistribusikan kredit senilai Rp 1.827,2 triliun kepada 47,9 juta debitur hingga 31 Oktober 2024. Subsidi bunga sebesar Rp 172,2 triliun yang diberikan pemerintah memungkinkan tingkat suku bunga rendah bagi penerima KUR, menjadikannya program yang berdampak besar bagi petani, peternak, nelayan, dan pelaku usaha lainnya di sektor produktif.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Ferry Irawan, menjelaskan KUR memiliki daya ungkit ekonomi yang signifikan. "Setiap Rp1 subsidi bunga pemerintah menghasilkan leverage hingga 10,6 kali dalam bentuk penyaluran kredit kepada masyarakat," ujarnya dalam acara KUR Meets The Press di Jakarta, demikian dikutip laman Kemenko Perekonomian, Kamis (14/11/2024).

Pada tahun 2024, KUR telah menyalurkan Rp 246,58 triliun kepada 4,27 juta debitur, atau mencapai 88,06% dari target tahunan sebesar Rp 280 triliun. Sementara itu, tingkat non-performing loan (NPL) KUR berhasil dipertahankan di angka 2,19%, jauh lebih rendah dibandingkan NPL kredit UMKM secara keseluruhan yang mencapai 4,06%.

Program ini juga memberikan efek berlipat terhadap pertumbuhan ekonomi. Pada 2023, proporsi penyaluran KUR terhadap PDB nominal mencapai 1,24%. Berdasarkan riset BRIN, setiap satu debitur KUR mampu menciptakan tiga lapangan kerja baru. Hal ini berarti, sepanjang 2023, KUR telah mendukung terciptanya 9,3 juta lapangan kerja baru.

KUR telah menjadi sahabat bagi sektor pertanian, dengan sekitar 30% kreditnya dialokasikan untuk mendukung ketahanan pangan. Kredit ini membantu meningkatkan produksi, membangun infrastruktur, dan memperkuat kemampuan petani menghadapi berbagai tantangan.

"Fleksibilitas KUR memungkinkan program ini terintegrasi dengan hampir semua kebijakan pemerintah, terutama yang berkaitan dengan UMKM," ungkap Asisten Deputi Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Gede Edy Prasetya.

Selain itu, KUR juga memberikan kontribusi sebesar 33,2% terhadap total kredit UMKM nasional, serta 6,5% dari total kredit perbankan di Indonesia. Dengan suku bunga rendah, KUR mempermudah akses pembiayaan bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah, sehingga membantu mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah.

Keberhasilan KUR tidak lepas dari kerja sama solid antara pemerintah dan berbagai pihak, seperti kementerian terkait, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Pemerintah Daerah, perusahaan penjamin, dan lembaga perbankan penyalur. Pemerintah terus mendorong penyalur KUR untuk menjaga kualitas kredit dengan NPL di bawah 5% dan memastikan alokasinya tepat sasaran, terutama pada sektor produktif yang mendukung ketahanan pangan.

Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari, menegaskan kebanggaannya terhadap dampak positif KUR selama hampir satu dekade. "Kami bangga menjadi bagian dari ekosistem KUR. Dampaknya luar biasa, baik bagi UMKM maupun perekonomian nasional. Kami yakin ke depan, KUR akan terus menjadi instrumen penting dalam memperkuat ekosistem UMKM di Indonesia," katanya.

Dengan pendekatan yang terus bertransformasi sesuai kebutuhan, KUR menjadi tulang punggung pertumbuhan UMKM di Indonesia. Dukungan penuh dari pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan diharapkan dapat memastikan program ini semakin inklusif, efisien, dan berdaya guna dalam mendorong ekonomi nasional menuju masa depan yang lebih cerah.

Editor: Gokli