Inflasi Kepri Terkendali, TPID dan BI Terus Jaga Stabilitas Harga Jelang Akhir Tahun
Oleh : Aldy Daeng
Kamis | 07-11-2024 | 15:44 WIB
Suryono.jpg
Wakil Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kepri, Suryono, yang juga Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kepri. (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Batam - Inflasi di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) tetap terjaga di bawah kendali, menunjukkan kenaikan hanya sebesar 0,06% pada Oktober 2024 menurut data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS). Rilis tersebut menunjukkan inflasi tahunan Kepri mencapai 2,31% (yoy), sementara secara tahun kalender tercatat 1,17% (ytd).

"Inflasi di Kota Batam tercatat 0,08% (mtm), di Tanjungpinang 0,03%, dan di Karimun 0,01%," kata Wakil Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kepri, Suryono, yang juga Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kepri, Kamis (7/11/2024).

Suryono mengungkapkan, inflasi Oktober 2024 didorong oleh beberapa sektor utama, terutama Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya, yang berkontribusi sebesar 0,09% sejalan dengan kenaikan harga emas perhiasan global. Kelompok Transportasi juga memberi andil 0,05% karena peningkatan tarif angkutan laut dan layanan transportasi online. Selain itu, Kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga mencatatkan kontribusi inflasi sebesar 0,03%, terutama akibat kenaikan biaya sewa rumah.

Bank Indonesia dan TPID Kepri terus memperkuat pengendalian inflasi melalui inisiatif Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dengan strategi 4K: Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif.

Pada Oktober, berbagai upaya stabilisasi harga dilakukan, termasuk sinergi dengan BUMD di Kabupaten Karimun, rapat koordinasi manufaktur se-Sumatera, dan pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM) di sejumlah titik. Bantuan untuk mendukung kelompok tani di Kabupaten Bintan juga disalurkan, dan program panen Gerakan Sekolah Menanam (GSM) berlanjut di sekolah-sekolah.

"Ke depan, TPID akan terus mengantisipasi risiko inflasi yang mungkin timbul, khususnya dengan semakin meningkatnya curah hujan yang dapat mempengaruhi pasokan pangan, serta potensi kenaikan tarif angkutan udara menjelang akhir tahun," lanjut Suryono.

Kenaikan harga emas perhiasan yang mengikuti harga komoditas global juga menjadi faktor risiko. Meski demikian, beberapa faktor diharapkan dapat menahan laju inflasi di Kepri, seperti stabilnya pasokan pangan utama, khususnya daging ayam, telur, dan ikan hasil tangkapan nelayan.

Upaya TPID dan BI ini mencerminkan komitmen bersama untuk menjaga inflasi di Kepri tetap terkendali di tengah tantangan menjelang liburan akhir tahun.

Editor: Gokli