Dianggap Mengganggu Aktivitas Pegawai Pemko

Unjuk Rasa Pengungsi Afganistan di Batam Diwarnai Aksi Pemukulan Oleh Warga
Oleh : Aldy Daeng
Selasa | 23-08-2022 | 17:42 WIB
unjukrasa-pengungsi1.jpg
Aksi unjukrasa pengungsi Afganistan di depan kantor Wali Kota Batam. (Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Batam - Aksi unjuk rasa puluhan pengungsi asal Afganistan di depan kantor Wali Kota Batam, Batam Center, Selasa (23/8/2022), berujung ricuh.

Pasalnya, tiga orang yang mengaku warga Batam keberatan dengan unjuk rasa para pengungsi yang dinilai telah mengganggu aktivitas pegawai dan masyarakat di kantor Wali Kota Batam.

Aksi yang awalnya berlangsung damai, seketika dihebohkan dengan datangnya satu unit mobil Toyota Innova berwarna hitam yang ditumpangi oleh tiga orang. Mobil tersebut sempat memacetkan arus lalu lintas karena mereka memarkirkan mobilnya hingga ke tengah jalan raya.

Ali, salah seorang pengungsi yang berada di lokasi, menuturkan, ketiganya langsung melakukan tindakan provokatif terhadap para pengungsi, yang diawali dengan aksi penendangan.

"Awalnya kami hanya duduk saja sambil orasi. Tiba-tiba ada tiga orang datang dengan menggunakan mobil, dan langsung menendang salah satu dari kami," papar Ali.

Kemudian, kata Ali, salah satu dari pengungsi langsung mendapat serangan berupa pemukulan. Hal itu mendapat respon dari para pengungsi lain yang berada di lokasi, salah satu pengungsi yang diketahui bernama Muhammad Naim, turut menjadi korban dan mengalami luka pada bagian wajah.

"Dia yang mengalami luka itu, awalnya hanya ingin memisahkan. Namun akhirnya dia yang menjadi sasaran pemukulan dari para oknum tersebut," lanjutnya.

Ali menyebutkan sangat menyayangkan tindakan yang dilakukan oleh para oknum tersebut disaat pihaknya tengah melakukan aksi damai. Baginya, aksi yang selalu mereka lakukan, merupakan aksi agar pihak UNHCR dan IOM, dapat merealisasikan janji mereka untuk memindahkan para pengungsi ke Negara ketiga yakni Amerika, Kanada, Australia, dan Selandia Baru.

"Kami hanya ingin agar kami dapat merasakan lagi bagaimana menjadi manusia. Selama berada di pengungsian ini, kami tidak bisa berbuat apapun kami seperti binatang. Kalau kami sakit dan mau mati barulah kami digubris," tegasnya.

Sementara oknum yang notabenenya mengaku sebagai warga Batam, menuturkan, tindakan tersebut diambilnya, dikarenakan aksi dari pengungsi asal Afganistan sudah dinilai mengganggu aktifasi warga Batam, khususnya warga yang ingin melakukan kegiatan di kantor pemerintahan.

"Aksi dari pengungsi Afganistan ini tidak bisa kita bilang aksi mewakili dari pengungsi yang ada di Batam, karena yang selalu turun aksi ke jalan, tanpa izin dari pihak berwajib hanya yang dari Afganistan, yang lain seperti Sudan, Somalia itu ga ada. Disamping itu kegiatan mereka yang bisa beberapa kali dalam sebulan, itu sangat mengotori citra Batam sebagai kota yang aman dan nyaman," ungkap oknum.

Dijelaskannya, terjadinya aksi dari pihaknya, hal itu karena terpancing dari tingkah dan kegiatan para pengungsi Afganistan. Diakuinya bentrok yang terjadi sifatnya spontan, bukan hal yang direncanakan. Ia pun meminta masyarakat Batam, untuk lebih objektif menilai permasalahan ini.

"Saya pribadi sedang mau ada kegiatan di pemko, akan tetapi, pagar Pemko Batam ditutup dikarenakan ada aksi dari pengungsi, ini bukan yang pertama kali masyarakat Batam terganggu, bisa jadi ini sebuah Aksi yang terorganisir, mari kita sama-sama menjaga ketenangan kota Batam," jelasnya.

Ditambahkannya, ini bukan lagi murni tentang kemanusiaan, menurutnya, masyarakat Batam sangat peka terhdap aksi kemanusiaan. Akan tetapi, aksi dari pengungsi Afganistan yang selalu dilakukan, bukanlah solusi untuk dalam percepatan pemindahan mereka ke Negara ke tiga.

"Sekali lagi saya tegaskan, ada apa dibalik ini, mereka semacam terorganisir, dalam sebulan bisa berapa kali melakukan aksi. Kita harus melihat lebih luas, seharusnya mereka berterimakasih kepada masyarakat Batam, yang penuh dengan toleransi, ini malah turun ke jalan terus melakukan aksi," pungkasnya.

Editor: Yudha