Kepri Tawarkan 5 Proyek Strategis BBK ke Investor Singapura
Oleh : Putra
Minggu | 09-01-2022 | 20:15 WIB
bbk_peta_ilustrasi.jpg
Ilustrasi (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Batam - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Riau (Kepri) membidik Singapura sebagai negara untuk berinvestasi.

Situs resmi KBRI Singapura, memaparkan secara resmi lima proyek strategis yang ditawarkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri untuk investor Singapura.

Lima proyek tersebut tersebar di kawasan perdagangan bebas (FTZ) Batam, Bintan dan Karimun (BBK).

Lima proyek stratretgis tersebut berdasarkan hasil webinar Webinar Insight Into Opportunities In Riau Islands Province diselenggarakan secara berkala, dengan fokus kepada promosi investasi Indonesia sebagai bagian dari kegiatan diplomasi ekonomi. Webinar terakhir digelar pada 1 Desember 2021 lalu,

Tujuannya untuk memberikan informasi mengenai kebijakan ekonomi, khususnya di bidang investasi, serta menampilkan beberapa proyek peluang investasi yang akan menjadi daya tarik investor di Singapura.

Kata Insight, merupakan akronim dari Indonesia Singapore Grow Together.

Artinya Indonesia dan Singapura akan tumbuh bersama menjadi negara makmur melalui kerja sama investasi.

Webinar ini dihadiri 110 peserta, membahas kebijakan investasi secara umum dan menelaah beberapa peluang proyek investasi yang ditawarkan di Provinsi Kepulauan Riau.

Webinar Series 'Insight into Investment Opportunities' merupakan bagian dari rangkaian upaya mempromosikan peluang investasi di seluruh wilayah Indonesia yang sudah clean and clear dan ready to offer untuk ditawarkan kepada investor.

Adapun 5 proyek strategis yang ditawarkan Pemprov Kepri tersebut di antaranya Industrial Warehouse Complex oleh BP Karimun.

PT Kanaka Shipyard oleh BP Karimun, Bintan Inti Industrial Estate oleh BP Bintan.

Bintan Penaga Bay oleh BP Bintan serta Sekupang International Healthcare oleh BP Batam.

Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Republik Singapura, Suryo Pratomo menyampaikan, pemerintah saat ini telah banyak merubah regulasi dan membuat kebijakan yang pro investasi dalam rangka memfasilitasi masuk nya investor ke Indonesia.

Sehingga menciptakan lapangan kerja dan kemakmuran bagi masyarakat Indonesia

Untuk mendatangkan investasi tidak cukup hanya dengan menampilkan potensi dan kekayaan sumber daya alam.

Namun dengan stabilitas politik dan kondisi ekonomi yang baik maka Indonesia dapat menjadi primadona tujuan investasi.

Sementara itu, Gubernur Kepulauan Riau, yang diwakili oleh Asisten Bagian Perekonomian dan Pembangunan sekaligus Sekretaris Dewan Kawasan Free Trade Zone (FTZ) Syamsul Bahrum menyampaikan bahwa Pemprov Kepri memiliki kebijakan yang pro investasi untuk semakin mendorong mudahnya berinvestasi dan melakukan usaha di wilayah Kepulauan Riau, khususnya bagi para investor asing.

Dalam acara webinar ini, Kementerian Investasi/BKPM yang diwakili Direktur Pengembangan Promosi, Ricky Kusmayadi, turut memberikan sambutan.

Dia memastikan Kementerian Investasi/BKPM senantiasa siap memfasilitasi investor yang akan berinvestasi di Indonesia, mulai dari perizinan, pemberian insentif dan jaminan kemudahan investasi.

Diselenggarakan oleh KBRI Singapura dan Kantor Perwakilan Kementerian Investasi Republik Indonesia di Singapura yaitu Indonesia Investment Promotion Centre (IIPC).

Perwakilan Bank Indonesia di Singapura, Perwakilan Bank Indonesia di Provinsi Kepulauan Riau, dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Provinsi Kepulauan Riau.

Sepanjang tahun 2021, kegiatan webinar 'Insight Into Opportunities In Riau Islands Province' ini adalah penyelenggaraan webinar yang ke-11.

Provinsi Kepri sebelumnya menjadi salah satu tujuan Singapura untuk berinvestasi.

Selain Kepri, DKI Jakarta, Banten, Jawa Timur, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Tengah menjadi daerah dengan fokus investasi mereka.

Periode Januari sampai September 2021 saja, Pemerintah Indonesia menyebut, total investasi Singapura di Indonesia naik 2,8 persen pada kwartal ketiga secara year-on-year.

Sejumlah investasi tersebut pada umumnya bergerak di sektor transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi, tanaman pangan dan perkebunan; industri makanan, pertambangan serta industri mineral non-logam.

Editor: Surya