Dibubarkan Pemerintah, Ini Tanggapan Ketua FPI Batam
Oleh : Putra Gema Pamungkas
Rabu | 30-12-2020 | 14:52 WIB
A-HRS-DIBORGOL1.jpg
Tangan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab diikat polisi dan organisanya dibubarkan pemerintah. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Batam - Pemerintah Indonesia telah menetapkan Front Pembela Islam (FPI) sebagai organiasi terlarang terhitung hari ini, Rabu (30/12/2020).

Keputusan tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Mendagri, Menkumham, Menkominfo, Jaksa Agung, Kapolri, dan Kepala BNPT.

"Menyatakan FPI adalah organisasi yang tidak terdaftar sebagai ormas sebagaimana diatur dalam undang-undang sehingga secara de jure telah bubar sebagai ormas," kata Wakil Menteri Hukum dan HAM, Edward Omar Sharif Hiariej atau Eddy Hiariej sebagaimana dikutip CNN Indonesia, Rabu (30/12/2020).

Menanggapi hal tersebut, Ketua FPI Kota Batam, Ismail MD hingga saat ini belum dapat mengambil keputusan terkait kelanjutan organisasinya. Padahal, selama ini FPI sering menjadi motor di balik kegiatan sosial dan aksi pergerakan Islam di Indonesia, termasuk di Kota Batam.

"Kita masih menunggu instruksi dari DPP FPI, apapun keputusannya kami berserah," kata Ismail ketika dihubungi melalui telepon selulernya.

Diakuinya, sejak berdiri pada 17 Agustus 1998, organisasi berbasis massa ini selalu tak lepas melakukan hal-hal yang baik dan tidak pernah melakukan hal yang melenceng.

Hal ini diungkapkannya karena semua anggota yang tergabung di dalam FPI selalu menyebarkan kebaikan dan saling membantu kepada sesama. Dicontohkannya seperti melakukan kegiatan kemanusiaan pada saat terjadi bencana alam di salah satu daerah di Indonesia.

"Pasti semua anggota FPI bergerak kalau ada bencana. FPI selalu membuat kebaikan untuk negara. Tetapi jika keputusan Pemerintah Pusat seperti itu, kami kembali menunggu instruksi dari DPP," tutupnya.

Untuk diketahui, FPI menjadi sangat terkenal karena aksi-aksinya yang kontroversial sejak tahun 1998, terutama yang dilakukan oleh laskar paramiliternya yakni Laskar Pembela Islam.

Sejak 1998, aksinya pecah pada 4 November 2016 lalu, saat itu organisasi yang berbasis massa ini melakukan demonstrasi yang terpusat di Jakarta terkait kata-kata salah satu elite politik yang dianggap menista Agama Islam. Yaitu, kasus yang menjerat mantan Gubernur DKI Jakarta, Ahok.

Juga, rangkaian aksi penutupan klab malam, tempat prostitusi dan tempat-tempat maksiat lainnya. Semua itu menjadi wajah FPI yang paling sering diperlihatkan dalam media massa.

Editor: Dardani