Si Bungsu yang Berani Ambil Langkah Tegas Demi Masyarakat Pulau Terluar
Oleh : Nando Sirait
Kamis | 15-08-2019 | 18:41 WIB
sukoco-smartfren1.jpg
Deputy CEO Mobility Smartfren, Sukaca Purwokardjono saat kunjungannya ke Batam. (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Batam - Menjadi warga yang tinggal di kawasan terluar, terdepan, dan tertinggal (3T) di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), akan kesulitan mendapatkan informasi karena keterbatasan akses telekomunikasi dan keterbatasan jaringan internet.

Berlandaskan hal ini, PT Smartfren Telecom Tbk selaku pengembang jaringan provider termuda di Indonesia, memberanikan diri guna memberikan layanan, bagi masyarakat yang tinggal di pulau - pulau terluar. Hal ini sendiri dimulai dengan langkah, melakukan investasi besar - besaran di Kabupaten Kepulauan Anambas, dan Kabupaten Natuna pada awal tahun 2019 lalu.

Hadirnya Smartfren yang juga menggunakan jaringan Palapa Ring Barat sebagai backbone internet. Diakui sangat disambut antusias oleh masyarakat yang tinggal di dua Kabupaten tersebut.

Deputy CEO Mobility Smartfren, Sukaca Purwokardjono saat kunjungannya ke Batam di sela-sela kegiatan peluncuran Smartfren Kartu Perdana Batam, Kamis (25/7/2019) yang lalu mengakui, dengan investasi di dua Kabupaten ini, membuat pihaknya sudah mencapai angka 80 persen dalam cakupan area jaringan di Kepri. Adapun pengembangan yang dilakukan, diakui lebih dikarenakan ingin memberikan pengalaman merasakan internet berkecepatan tinggi yang selama ini, tidak pernah ada.

Sukoco juga mengakui bahwa, target melakukan pembangunan di daerah perbatasan lebih dikarenakan pelayanan di Kepri yang belum cukup baik. Selain itu, hal ini juga memberikan pengalaman tersendiri bagi perusahaan apabila dibandingkan, kembali melakukan investasi di kawasan padat penduduk.

"Memang dari segi komersil pastinya pembangunan ke arah padat penduduk, tapi yang kami lakukan saat ini adalah memberikan pelayanan yang sama seperti para pengguna kami di kawasan Pulau Jawa," ungkapnya.

Sukoco mencotohkan, adapun tahap awal yang dilakukan oleh pihaknya. Dimulai dengan pembangunan Base Transceiver Stasiun (BTS), di empat Kecamatan yang ada di Anambas. Dari sana ia mengaku melihat semangat dan antusias warga, yang melebihi ekspektasi dirinya.

Ditanyakan mengenai pelayanan yang diberikan, Sukoco menambahkan bahwa kecepatan dan pelayanan yang diberikan tidak berbeda dengan pelayanan yang diberikan kepada pengguna di Batam maupun di Pulau Jawa. Bahkan dalam tahap awal, pihaknya mengaku memberikan kartu gratis dengan pelayanan data unlimited selama tiga bulan. Pemberlakuan program unlimited ini sendiri, diakuinya tidak akan merugikan perusahaan dikarenakan pihaknya telah melakukan penghitungan detail mengenai jumlah BTS, coverage area, dengan jumlah pengguna.

"Nanti setelah program ini selesai, maka akan dikenakan harga yang juga sama dengan warga di kawasan lain. Dengan harga Rp 2 ribu per giga tapi dengan layanan 4G LTE," lanjutnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kabupaten Kepulaun Anambas, japrizal mengaku sangat menyambut baik, investasi yang dilakukan pihak swasta. Perkembangan akses komunikasi dan jaringan internet yang mulai dirasakan oleh masyarakat Anambas sesuai dengan harapan Pemerintah Daerah dan visi hadirnya PRB yakni menuntaskan persoalan kesenjangan akses telekomunikasi di daerah 3T dan perbatasan yang sudah menjadi kebutuhan primer.

Dengan peningkatan akses internet ini, tentunya tidak hanya membantu masyarakat Anambas dalam mencari informasi tapi juga dapat membantu dalam meningkatkan perekonomian bagi warga yang memanfaatkan internet dan media sosial dalam pengembangan usaha yang dimilikinya.

"Bagi kami di Pemerintah Daerah percepatan akses telekomunikasi dan internet saat ini sangat membantu dalam pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi digital , percepatan penerapan e-government, e-kesehatan, e-pendidikan dan lain sebagainya dalam pemanfatan teknologi informasi," ucapnya saat dihubungi, Kamis (15/8/2019).

Disinggung mengenai proses pengurusan izin pembangunan BTS di Anambas sendiri, Japrizal menambahkan bahwa pihak Pemda tidak akan mempersulit pihak provider yang akan berinvestasi. Kemudahan berinvestasi diakuinya menjadi yang utama yang ditawarkan bagi para investor operator seluler, dimana dalam proses pengurusan izin investasi pihaknya juga dibantu dengan kehadiran BAKTI hingga operator seluler dapat menggunakan PRB sesuai permintaan dari provider.

"Kemudahan izin dalam berinvestasi tentu yg utama, Diskominfo terus berupaya dengan keterbatasan kewenangan dalam hal urusan telekomunikasi. Dengan selalu berkomunikasi, serta audensi dengan berbagai Kementerian," terangnya.

Pihaknya juga mengakui dalam hal ini, Badan Aksesibilitas dan Telekomunikasi (BAKTI) sangat membantu dalam program - program Kementerian Kominfo dan mendorong operator seluler untuk terus mengembangkan dalan memperluas meningkatkan layanannya dalam percepatan pemanfatan PRB.

"Kecepatan akses internet untuk di Ibukota Kabupaten sendiri bahkan sudah di atas rata - rata mengunakan VSAT dgn kecepatan diatas 500kpbs - 4mbps dan layanan yg ada di ibukota juga sudah ada layanan indihome Telkom, Solnet, Moratel tergantung kebutuhan yang di sewa pelanggan," tutupnya.

Editor: Yudha