Pembangunan Jalan dan Drainase, Kios di Simpang Mandalay Sagulung Mulai Dibongkar
Oleh : Hendra
Rabu | 24-07-2019 | 12:52 WIB
bongkar-kios.jpg
Kios di Simpang Mandalay, Sagulung mulai dibongkar pemiliknya sebelum Tim Terpadu turun ke lokasi. (Foto: Hendra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Pagi ini, Rabu (24/7/2019), Karlen Nainggolan hanya bisa pasrah, kios yang dia tempati lebih dari 5 tahun di Simpang Mandalay, Kecamatan Sagulung harus dibongkar sendiri.

Ini dia lakukan karena sudah ada pemberitahuan dari Tim Terpadu Kecamatan Sagulung. Di mana, di area Simpang Mandalay akan dilakukan pembangunan jalan dan drainase. Jika pemilik kios yang sudah diberikan surat peringatan tak mau membongkar sendiri, terpaksa akan dibongkar paksa, Kamis (25/7/2019) oleh Tim Terpadu.

Demi kepentingan bersama, mau tak mau, puluhan kios liar sepajang simpang yang menghubungkan Jalan R Suprapto ke Kavling Sei Pelunggut Dapur-12 itu terpaksa dibongkar. "Sebelum tanggal 25 Juli besok, kita diminta bongkar sendiri kios kita. Kalau tak Tim Terpadu yang akan membongkarnya," ungkap Kerlen sembari terus membongkar puing-puing kios tempat dia mencari nafkah selamat ini, Rabu (24/7/2019).

Banyak dari pedagang di sekitar lokasi pengembangan jalan Simpang Mandalay tersebut merasa sedikit keberatan, dalam artian bukan karena kios mereka harus dibongkar paksa, tetapi lebih kepada pertimbangan di mana mereka ke depannya akan membuka usaha kembali.

Kata Kerlen, dari dinas terkait atau pejabat Kecamatan Sagulung sendiri memang tidak ada memberikan tempat baru sebagai solusi alternatif, agar mereka kembali melanjutkan usaha demi mencari nafkah menyambung hidup keluarga.

"Untuk sementara saya stop usaha dulu. Jadi pengangguran sampai saya bisa temukan kembali tempat untuk membuka usaha," ujarnya.

Tak hanya Kerlen, penghuni kios lain juga mengatakan hal yang sama. Nasib pedagang kaki lima, ketika digusur mereka tak memiliki cukup uang untuk menyewa ruko agar bisa kembali melanjutkan usaha.

"Kita memang tidak ada dikasih uang paku atau solusi tempat untuk melanjutkan usaha di tempat baru. Kita tidak keberatan jika ini demi pembangunan. Hanya saja saya bingung di mana akan melanjutkan usaha lagi, karena solusi tempat tidak ada diberikan kepada kami," curhat seorang pedagang lainnya kepada BATAMTODAY.COM.

Otomatis beberapa pedagang yang tergusur program pengembangan pemerintah di simpang Madalay, mengatakan banyak mereka yang sekarang untuk sementara waktu menjadi pengangguran. "Kita belum dapat tempat untuk lanjutkan usaha lagi, nyewa ruko kita gak sanggup. Ginilah hidup pedagang kaki lima," pungkasnya.

Diketahui sebelumnya, puluhan pedagang yang telah berjualan sekitar 5 tahun lebih di sekitar Simpang Mandalay harus terkena dampak penggusuran program pembangunan, peningkatan, pemeliharan jalan dan jembatan/pelantar dari Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air, Pemko Batam.

Proyek senilai Rp 2,5 miliar lebih itu, merupakan bagian dari peningkatan dan pemeliharaan jalan berkala Kota Batam (DAK penugasan) tahun anggaran 2019, yang juga merupakan paket overlay Simpang Mandalay-Simpang Nato.

Editor: Gokli