Banjir Landa Ruli Pandan Aran, 4 KK Tinggal di Tenda Darurat Sejak 26 April
Oleh : Hendra
Minggu | 12-05-2019 | 15:32 WIB
banjir_ruli_pandan_aran1.jpg
Salah seorang warga Ruli Kampung Tembesbi Pandan Aran menunjukkan banjir yang melanda kampung mereka (Foto: Hendra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Sejak tanggal 26 April yang lalu, ketika air semakin meluap dan hujan semakin sering turun. 13 rumah milik warga Ruli Tembesi Pandan Aran tenggelam dilanda banjir, hal ini diakibat tertutupnya jalur drainase karena proyek akses jalan menuju ke salah satu perumahan milik developer swasta di wilayah tersebut.

Sejauh ini terdapat dua tenda milik Dinas Sosial kota Batam yang diperuntukan untuk tempat tinggal sementara warga, di mana 13 orang warga dari empat kepala keluarga (KK) memilih tinggal di dalam tenda tersebut. Sementara beberapa orang warga lainnya yang terkena dampak banjir memilih tinggal di rumah sanak keluarga mereka.

"Yang tinggal di tenda kami 4 kepala keluarga, total semua 13 orang, sementara yang lain memilih tinggal dengan sanak keluarga mereka masing-masing," ujar Mulyono (59) penduduk asli Pandan Aran, Sabtu (11/05/2019) kemarin.

Mulyono dan warga lainnya yang tinggal di tenda, sempat terkejut ketika pihak developer sempat ingin menyuruh mereka membongkar tenda tersebut.

"Mareka katakan kalau gak banjir lagi bongkar aja. Mereka katakan itu kalau gak salah Rabu kemarin," terang Mulyono dan dibenarkan warga lainnya.

Warga mengatakan, sejauh ini kendala yang mereka alami selama tinggal di tenda adalah ketika angin kencan dan hujan deras, tenda darurat tersebut bias karena ada beberapa kebocoran kecil dan juga kalau angin kencang kadang tendang goyang dan busa terbawa angin.

"Kemarin sempat goyang dan hampir terbawa angin kencang. Jadi sekarang saya kasih pancang. Terkait keadaan kami disini belum ada tindak lanjut dan kejelasan," lanjut Mulyono.

Sementara itu untuk kebutuhan logistik keseharian warga yang tinggal di tenda, mereka mengatakan lebih sering menerima uluran tangan warga lainnya dan beberapa dari komunitas dari perusahaan swasta. Hal ini dikarenakan hampir dari semua barang dan peralatan rumah tangga mereka tidak bisa lagi terselamatkan, ada yang tinggal di rumah tenggelam bersama banjir.

"Kami hanya meminta pemerintah membantu memperbaiki gorong-gorong tersebut, itu saja," pungkas Mulyono dan warga lainnya.

Editor: Surya