Petani Babat Hasil Kebunnya, Wawako Minta Dinas Terkait Bantu Distribusikan Hasil Tani
Oleh : Nando Sirait
Rabu | 27-02-2019 | 14:52 WIB
petani-babat-bayam11.jpg
Yusuf saat membabat tanaman sayur bayam di kebunnya dengan menggunakan mesin pemotong rumput. (Foto: Hendra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad memberikan tanggapan atas tindakan petani bayam di Tembesi yang membabat habis seluruh tanamannya akibat anjloknya harga di pasaran pada Senin (25/2/2019) lalu.

Amsakar menegaskan, saat ini telah memerintahkan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian untuk membantu distribusi bayam ke sejumlah pasar terdekat. Hal ini menurutnya diperlukan dikarenakan dalam dua bulan terakhir ini harga sayur khususnya bayam dianggap anjlok.

"Kita sudah serahkan ke Pak Mardanis. Kita minta segera dicermati agar stoknya kita bantu untuk distribusi ke pasar tertentu. Seperti Aviari dan lainnya," ujarnya, Rabu (27/2/2019).

Menurutnya Pemerintah Kota Batam, harus segera mengambil peran dalam hal ini. Apakah bentuknya mendistribusian sayur mayur hasil tani dari para petani Batam, atau memberikan pilihan lainnya.

"Kalau tidak, kita akan siapkan cold storage-nya. Kalau di kita, memang agak berat untuk penyediaannya. Tapi mitra di pasar kan punya," lanjutnya.

Lebih lanjut, mengenai tindakan petani yang menebas hasil tanaman nya kemarim. Amsakar menilai hal itu terjadi karena emosi sesaat saja.

Sebelumnya, Yusuf salah seorang petani di Kampung Tembesi Sidomulyi, Tembesi, Kecamatan Sagulung membabat habis tanaman sayur bayamnya yang masih berusia 20 hari dengan mesin pemotong rumput. Hal ini dikarenakan kekesalannya melihat harga sayur bayam yang turun di pasaran.

Yusuf mengatakan, biasanya untuk satu kali panen, dia bisa menghabiskan 200Kg sampai dengan 300Kg sayur bayam, disaat harga normal di angka Rp.3000,-/Kilogramnya. Namun dikarenakan harganya yang anjlok, kuantitas hasil panennya pun berkurang karena dipengaruhi oleh harga pasar.

"Sekarang saya hanya bisa panen 100 kg, karena harga di pasaran turun hingga Rp1000 sampai Rp 1500 per kilogram," jelasnya.

Editor: Yudha