Tahun Ini, Disdukcapil Batam Ajukan Penambahan 38 Ribu Blanko e-KTP
Oleh : Hendra
Selasa | 08-01-2019 | 11:04 WIB
blanko-e-ktp-19.jpg
Kepala Disdukcapil Batam, Said Khaidar. (Foto: Hendra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Batam kembali mengajukan permohonan penambahan 38 ribu blanko e-KTP ke Pemerintah Pusat. Menyusul, ketersedian di Disdukcapil Batam sangat terbatas.

Kepala Disdukcapil Batam, Said Khaidar berharap Dirjen Dukcapil Kemendagri bisa memenuhi jumlah blanko yang telah mereka ajukan di tahun 2019 ini.

"Kita sudah ajukan dan dari pusat sudah menyuruh kita untuk mengambilnya," ujarnya ketika ditemui pewarta di kantor Kecamatan Sekupang, Senin (07/01/2019) pagi kemarin.

Khaidar melanjutkan, kendati saat ini ketersediaan blanko masih ada, namun jumlahnya sangat terbatas hingga pihaknya harus berulang kali melakukan permohonan untuk menjaga ketersediaan blanko seperti di tahun 2018 lalu.

"Sebelumnya, jumlah blanko yang didapatkan hanya dalam jumlah kecil yang harus dibagikan ke-12 kecamatan yang ada di Kota Batam," lanjutnya.

Selain menyebar blanko tersebut ke kecamatan-kecamatan, pihaknya juga tetap menyediakan stok blanko untuk menjaga kalau-kalau ada kejadian darurat yang membutuhkan tersedianya blanko e-KTP.

"Saya juga pegang sedikit untuk kemungkinan ada yang membutuhkan, jumlah yang kita dapatkan dari pusat langsung dibagi ke kecamatan," kata Khaidar lagi.

Untuk semester pertama 2018 lalu, jumlah penduduk di Batam ada 1.071.231 jiwa, sementara data dari Kemendagri dari situs resminya, jumlah penduduk Kota Batam terhitung sampai Senin (7/1/2019) ini berjumlah 1.205.372 jiwa.

Khaidar sendiri mengaku lupa dengan angka pasti jumlah penduduk Batam pada 2018 lalu. "Untuk arus perpindahan masa yang keluar maupun masuk ke Batam sepanjang 2018, dilihat dari jumlah pengajuan surat pindah, cenderung seimbang," jelasnya.

Masih kata Khaidar, pada Januari 2018 lalu ada 2.469 permohonan pindah ke luar Batam, sementara untuk permohonan masuk ke Batam ada 2.490, angka ini hanya berselisih 21 permohonan.

"Yang agak banyak itu pada Juli (Juli 2018) ada selisih sekitar 400 permohonan orang datang ke Batam. Itu karena faktor lebaran dan permohonan pindah sekolah," pungkasnya.

Editor: Gokli