Hujan Air Mata Iringi Putra Reza ke Peristirahatan Terakhir
Oleh : Putra Gema
Jum\'at | 04-01-2019 | 18:28 WIB
sei-buluh.jpg
Jasad Putra Reza, siswa SMAN 10 Batam saat diantarkan ke pemakaman di Kampung Sei Buluh, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang, Batam. (Foto: Putra Gema)

BATAMTODAY.COM, Batam - Tangis Ratna (49) pecah sesaat sebelum jenazah anaknya, Putra Reza (15) akan diantar ke peristirahatan terakhirnya.

Tangisnya sesekali reda, lalu air matanya kembali mengalir deras. Dia berulang kali tersandar di pagar masjid ketika melihat putranya sudah tidak bisa lagi beraktivitas bersama dirinya selamanya.

Tidak sedikit pula kerabat Ratna yang mencoba untuk menabahkannya. Suasana sedih dan tangisan para kerabat serta warga lainnya yang datang pun kian tak terbendung.

"Putra, ibu maunya pulang ke kandang dengan Putra," ujarnya terbata-bata di depan masjid tempat jenazah Putra Reza disalatkan, Jumat (4/1/2018).

Usai disalatkan, jenazah Putra Reza dimasukan ke dalam mobil ambulan RS Bhayangkara Polda Kepri. Terlihat juga Sutrisno, abang kandung korban membopong keranda adik kandungnya.

Suasana haru ini mengiringi hingga jenazah Putra dimakamkan di tempat Pemakaman Kampung Sei Buluh, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang, Batam.

Melewati jalan rusak menuju tempat pemakaman, keluarga dan kerabat korban beramai-ramai mengantarkan Putra ke peristirahatan terakhirnya. Terlihat juga puluhan anggota Shabara Polda Kepri, Dokkes Polda Kepri serta Kapolsek Galang pun turut mengantarkan korban.

Ketika prosesi pemakaman berlangsung, salah seorang perempuan yang merupakan teman dekat Putra di SMAN 10 Batam pun tidak dapat menahan kesedihannya. Dirinya pingsan ketika jenazah Putra sudah dimakamkan.

Orangtua angkat Putra Reza, Burhanudin mengatakan, saat ini dirinya didampingi Komisi Perlindungan Perempuan Dan Anak Daerah (KPPAD) Provinsi Kepri sedang menuju Polda Kepri untuk memasukan laporan resmi.

"Kita berharap bahwa penegakan pidana hukumnya tetap dijalankan," ujarnya.

Selain itu, Ketua KPPAD Provinsi Kepri, Ery Syahrial mengatakan, pihaknya akan semaksimal mungkin untuk mencari keadilan dengan diberlakukannya penegakan hukum kepada kedua tersangka oknum Shabara Polda Kepri.

"Kami sudah sounding ke KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) dan dari KPAI mengatakan agar kami untuk terus mengawal kasus ini hingga selesai," tutupnya.

Putra adalah anak ketiga, ibu kandungnya telah meninggal sejak Putra masih berumur 2 tahun dan dilanjutkan berpulang ayah handanya pada saat Putra berumur 5 tahun.

Sejak saat itu, Putra dan dua saudaranya diasuh oleh dua keluarga berbeda yakni Burhanudin dan Ilyas (suami Ratna). Mulai saat itu, biaya kehidupan sehari-hari dan biaya sekolah ditanggung oleh kedua keluarga ini.

Editor: Gokli