Kemenag Batam Gelar Dialog Kerukunan Lintas Agama Kecamatan Sagulung
Oleh : Hendra Mahyudi
Selasa | 04-12-2018 | 14:40 WIB
dialog-lintas-agama2.jpg
Dialog lintas agama Kecamatan Sagulung. (Foto: Hendra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kementrian Agama (Kemenag) Kota Batam menggelar dialog kerukunan lintas agama di aula kantor Kecamatan Sagulung, Selasa (4/12/2018).

Dialog lintas agama dengan sub-tema 'mewujudkan masyarakat Sagulung yang taat beragama, rukun, cerdas, mandiri, dan sejahtera lahir dan batin' itu dimulai sedari pagi pukul 09.00 Wib dan turut dihadiri oleh perwakilan dari sejumlah pemuka agama.

Kepala Kantor Kementrian Agama (Kakakemenag) Batam, H Erizal Abdullah menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberitahukan kepada masyarakat tentang peran kementerian agama, peran pemerintah daerah, dan juga kemudian peran dari Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB).

"Intinya bagaimana kita bisa menjaga kerukunan beragama di kota Batam ini, terkhususnya di Kecamatan Sagulung," kata Erizal.

Begitu juga saat ditanyakan perihal potensi yang akan terjadi jika tidak adanya toleransi yang terjadi antar umat, terutama di wilayah Kecamatan Sagulung. Erizal mengatakan bahwa ada gesekan yang akan terjadi dan berpotensi jika tidak diberi pemahaman lebih mendalam.

"Ada berapa kerawanan potensi bergesekan kalau untuk di Sagulung ya. Pertama pendirian rumah ibadah, itu potensi menimbulkan kegesekan," ujarnya.

Erizal mengatakan hal ini karena pemeluk agama semakin meningkat dan keinginan untuk menjalankan ibadah itu semakin tinggi. Kendati hal itu sebenarnya bagus namun kalau pendirian rumah ibadah itu bertentangan dengan peraturan-peraturan yang ada pada akhirnya akan berpotensi pergesekan.

"Peraturan itu seperti keputusan bersama Kementrian Agama dengan mentri dalam negri. Di situ ada aturan pemeluk agama yang ingin mendirikan rumah agama minimal harus ada 90 kepala keluarga untuk agama yang sama," jelasnya.

Dan hal itu juga harus didukung oleh 60 orang kepala keluarga yang ada di sekitar rumah ibadah tersebut.

"Hal ini supaya orang yang beribadah di dalam rumah ibadah itu mendapatkan kedamaian. Karena kalau dia mendirikan rumah ibadah sedangkan masyarakat resah semuanya nanti pas ibadah ada penyerangan dan segala macamnya itu yang tidak kita inginkan," pungkasnya.

Editor: Yudha