Proyek Perluasan Bandara Hang Nadim Batam Dilelang Desember Ini
Oleh : Nando Sirait
Sabtu | 01-12-2018 | 11:16 WIB
proyek-hang-nadim.jpg
Kepala BP Batam, Lukita Dinarsyah Tuwo saat memimpin rapat pembahasan proyek Perluasan Bandara Hang Nadim. (Ist)

BATAMTODAY.COM, Batam - Mempertimbangkan kebutuhan yang mendesak untuk dilakukannya pengembangan Bandara Hang Nadim, Badan Pengusahaan (BP) Batam segera menyiapkan lelang proyek di Desember ini.

Hal ini, merupakan komitmen penuh BP Batam untuk melakukan upaya-upaya percepatan pada keseluruhan jadwal pelaksanaan fasilitas pengembangan proyek dan pendampingan transaksi agar dapat sesegera mungkin memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap peningkatan pelayanan Kebandarudaraan.

Selain itu, juga upaya mendukung konsep besar pengembangan kawasan berbasis Logistics Aerocity, yang sejalan dengan rencana pengembangan berbasis Kawasan Logistik Industri Perdagangan dan Pariwisata (KLIPP).

Kepala BP Batam, Lukita Dinarsyah Tuwo mengatakan, terminal penumpang yang ada saat ini kurang memadai dalam mengikuti pesatnya pertumbuhan permintaan pergerakan lalu lintas udara, sehingga menyebabkan kemacetan dan antrian panjang di area-area pemrosesan penumpang pada jam-jam sibuk di Bandara Hang Nadim.

"Selain itu, proyek ini bertujuan untuk mendapatkan tenaga ahli internasional di bidang pengelolaan Bandara dan investasi dalam peningkatan kualitas fasilitas Bandara," ujarnya, Jumat (30/11/2018).

Pihak BP Batam saat ini menggesa Proyek Pengembangan Bandara Hang Nadim Batam yang akan bertransformasi menjadi Bandara kelas dunia. Di mana dalam Proyek ini pihaknya akan melakukan beberapa perbaikan seperti renovasi, perluasan, pengelolaan dan pemeliharaan terminal penumpang eksisting terminal 1.

Pembangunan, pengelolaan dan pemeliharaan terminal penumpang baru (Terminal 2), infrastruktur sisi darat, infrastruktur sisi udara pendukung lainnya. Relokasi dan pembangunan terminal kargo.

"Dan juga konsep pengembangan rencana induk BTH dengan konsep Logistics Aerocity. Proyek ini akan dikembangkan dalam skema kerja sama pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dengan memanfaatkan dana fasilitas Pengembangan Proyek dan Pendampingan Transaksi (Project Development Facility) dari Kementerian Keuangan yang dilaksanakan oleh PT Sarana Multi Infrastruktur Persero (PT SMI) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah Kementerian Keuangan," tambahnya.

Rencana BP Batam ini didukung oleh Kementerian Keuangan, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP), dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Untuk mewujudkan hal tersebut, BP Batam dalam waktu dekat akan segera mengadakan kegiatan penjajakan minat pasar (market sounding) kepada para investor yang berminat untuk proyek ini (nasional maupun internasional), yang juga merupakan proyek KPBU Bandara pertama di Indonesia.

BP Batam berencana memulai proses prakualifikasi pada bulan Desember 2018, dengan pemenang lelang ditargetkan dapat terpilih pada awal Semester II 2019. "Perkiraan nilai investasi proyek pengembangan Bandara Hang Nadim ini adalah Rp3,9 trilun dengan luas yang akan dikerjasamakan seluas 366 Ha. Pembangunan konstruksi berupa perbaikan dan perluasan terminal 1 akan dilakukan pada September 2019 dan selesai pada 2020 yang kemudian dilanjutkan dengan pembangunan konstruksi Terminal 2 dan kargo pada tahun 2021," ungkapnya.

Lukita berharap, proyek ini diharapkan memberikan Level of Service 'Optimum' (sesuai definisi IATA) bagi para penumpang, di mana diharapkan Bandara Hang Nadim dapat mengakomodasi pertumbungan penumpang setiap tahunnya.

Selain itu melalui pengembangan kawasan Bandara Hang Nadim yang berbasis Logistics Aerocity, diharapkan dapat mendukung daya saing nasional melalui penurunan biaya-biaya supply chain dengan memanfaatkan keunggulan srategis Batam sebagai pusat pertumbuhan ekonomi regional serta kawasan Free Trade Zone Batam sebagai salah satu penggerak perekonomian nasional.

"Proyek ini bertujuan untuk mendorong peningkatan yang signifikan pada perdagangan, investasi dan PDB dengan cara menyediakan transportasi yang cepat dan dapat diandalkan dengan pilihan destinasi yang lebih banyak, frekuensi yang lebih tinggi dan fleksibilitas jadwal yang lebih besar bagi para investor dan warga," lanjutnya.

"Melalui Proyek ini, Indonesia dan Batam akan mempunyai posisi yang lebih baik dalam bersaing meraih Investasi Asing Langsung (Foreign Direct Investment/FDI) dengan Malaysia, Singapura, dan Thailand. Proyek ini diharapkan dapat membantu Batam mencapai target Pertumbuhan PDRB-nya sebesar 7%," imbuhnya.

Editor: Gokli