Proyek Prestisius Nurdin Basirun Amburadul

Proyek Renovasi Rumah Warga Teluk Keriting, Kontraktor dan PPK Diduga Manipulasi RAB
Oleh : Redaksi
Rabu | 31-10-2018 | 14:53 WIB
rumah-keriting1.jpg
Pekerja Kontraktor sedang mengganti atap rumah warga yang bocor. (Foto: Charles)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Proyek prestisius Gubernur Provinsi Kepri, Nurdin Basirun untuk merenovasi dan mengecat ratusan rumah warga Teluk Keriting, Kelurahan Tanjungpinang Barat, Tanjungpinang, senilai Rp4,167 miliar lebih dari APBD 2018, diduga dikorupsi kontraktor dan PPK proyek.

Sejumlah warga penerima manfaat renovasi dan pengecatan rumah di Teluk Keriting mulai komplain dan mengaku tidak puas dengan pelaksanaan renovasi yang dilakukan kontraktor.

Kontraktor pelaksana proyek dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Dinas PUPR Provinsi Kepri dituding tidak transapran dan terindikasi memanipulasi Rencana Anggaran Biaya (RAB) renovasi dan pengecatan rumah warga.

Akibatnya, dari 47 unit rumah yang telah direnovasi dan dicat, rata-rata mengatakan sangat kecewa dengan hasil renovasi yang dilakukan kontraktor.

Sebagaimana diketahui, Proyek renovasi pengecatan rumah warga Teluk Keriting dari kegiatan penataan dan peningkatan kualitas pemukiman pesisir Nelaya Perkotaan Tahap I, merupakan proyek kegiatan Dinas Perumahan dan kawasan Pemukiman (PUPR) provinsi Kepri.

Dari plang proyek yang di lokasi, kegiatan penataan dan peningkatan kualitas pemukiman pesisir Nelaya Perkotaan Tahap I di Teluk keriting ini, dikerjakan PT.Nayirus Sifa Mumtaza dengan nilai kontrak Rp4.167.021.476 dari APBD 2018.

Masa pelaksanaan proyek selama 100 hari ini, yang akan merenovasi 111 rumah warga di RT1, RT5, RW 11 dan RT 1 RW 15 Kelurahan Kampung Baru.

Renovasi sesuai yang diperkanjikan pada warga, akan dilakukan pada pekerjaan pengecatan, renovasi penggantian asbes/atap, penggantian dinding serta renovas penggantian tiang rumah panggung warga yang terletak di atas laut.

Anehnya, proyek miliaran dana APBD 2018 ini, juga tanpa menggunakan konsultan pengawas hingga dilaksanakanya dilakukan secara amburadul dan sejumlah aitem pekerjaan renovasi banyak yang tidak dikerjakan dan dilaksanakn kontraktor.

Nawi salah seorang warga RT 1 RW 8 Teluk Keriting keluarhan Tanjungpinanf Barat ini mengaku, sangat kecewa dengan renovasi penggantian tiang dan balok pondasi lantai rumahnya yang dibuat kontraktor.

"Cor-coran balok pondasinya gantung, tidak menempel sempurna pada pondasi rumah dan tiang pancang, yang mengakibatkan lantai rumah tidak jejak," ujarnya pada BATAMTODAY.COM, Selasa (30/10/2018).

Selain balok pondasi yang menggantung, Nawi juga mengaku, belum menerima renovasi perbaikan atap, dinding serta pengecatan rumahnya.

Selain Nawi, Warga lain juga mengeluhkan material dinding yang digunakan kontraktor, yang terbuat dari Piber plat VAC yang ketebalnya hanya 4 milimeter.

Demikian juga, asbes rumah yang tidak dikakukan penggantian, tetapi hanya menyusipkan asbes bekas menggantikan asbes yang susah bocor, yang selanjutnya ditutupi dengan cat warna Biru.

"Pengerjaanya amburadul, dan kontraktor bersama PPK terkesan memanipulasi estimasi harga material serta aloaksi RAB per unit rumah," sebut Munawir warga lainya.

Anehnya, tambah warga ini lagi ketika warga mempertanyakan estimasi RAB renovasi per unit rumahnya, warga malah dituding kontraktor dan PPK dinas PUPR Provinsi Kepri tidak bersyukur atas renovasi yang dilakukan pemerintah. Hal tersebut, membuat warga semakin kecewa.

"Kami sangat bersyukur atas renovasi ini, tapi kami tidak mau dijadikan objek korupsi dan kolusi dari kegiatan renovasi yang amburadul ini. Oleh karena itu, jika ini untuk kebaikan, mengapa RAB dan estimasi alokasi dana renovasi per unit rumah ini ditutup-tutupi kontraktor dan PPK," ujar Munawir lagi.

Sementara itu, pengawas pelaksana proyek renovasi rumah warga dari PT.Nayirus Sifa Mumtaza, Woris mengatakan, dari 111 unit rumah yang akan direnovasi, hingga saat ini telah mengerjakan 46 unit rumah.

Mengenai item pekerjaan renovasi dan pengecatan, dilakukan sesuai dengan kondisi kerusakan rumah.

"Yang kami renovasi, atap, dinding dan tiang serta pengecatan. Dan itu melihat dari kondisi rumahnya," ujar Woris.

Disinggung mengenai estimasi harga RAB per unit rumah serta material yang diguanaka dari penawaran kerja perusahanya selaku kontrakror, Woris enggan membeberakan dengan alasan RAB per unit rumah paska kontraknya berbeda-beda.

"Dalam RAB estimasinya berbeda-beda dan sampai saat ini belum dapat dihitung," ujarnya.

Editor: Yudha