Ormas Gagak Hitam Tolak Politik Pecah Belah Masuk ke Kepri
Oleh : Romi Chandra
Sabtu | 01-09-2018 | 09:16 WIB
gagak-hitam.jpg
Pengurus Ormas Gagak Hitam menyampaikan pernyataan sikap menolak politik pecah belah masuk ke Kepri. (Ist)

BATAMTODAY.COM, Batam - Pernyataan sikap penolakan adanya isu dan pendeklarasian kelompok berbau politik yang dapat memecah belahkan masyarakat di Kepri dan Batam secara khusus terus mencuat.

Setelah LAM Kota Batam dan Apindo, kali ini pernyataan sikap itu dilontarkan oleh Ormas Gagak Hitam, selaku pasukan adat dan marwah dan bunda tanah melayu. Hal itu langsung disampaikan oleh ketuanya, Udin.

Sesuai video pernyataan sikap yang didapat BATAMTODAY.COM, pihaknya menolak tegas segala bentuk deklarasi berbau politik di tanah Melayu.

"Sudah cukup tanah Melayu ini diperjualbelikan masyarakatnya untuk kepentingan suatu kelompok maupun golongan. Kami menolak dengan tegas deklarasi yang akan dilaksanakan di tanah Melayu Kepri ini," tegasnya, Jumat (31/8/2018) malam.

Gagak Hitam lanjutnya, tidak akan pernah mundur selangkapun apabila ada orang-orang yang akan memecah belah tanah Melayu dan kerukunan umat beragama serta kekeluargaan yang sudah terjalin selama ini.

"Jangan pernah sekali-kali menjadikan tanah Melayu ini untuk ajak politik yang tidak bermartabat, bermarwah dan beradat. Tanah kami jangan diganggu, adat kami jangan disentuh dan marwah kami jangan diinjak," tambahnya.

Jika hal itu masih dilakukan tambahnya, pihaknya siap berada di garis depan menghalau mereka dari Kepri dan Batam yang brrmaksud menghancurkan tanah Melayu.

"Di tanah melayu ini kita berpayung, dan disini juga kita berpijak serta di NKRI kita selalu bersatu. Begitu juga seharusnya yang kita lakukan, harus sehati dan sejiwa," pungkasnya.

Hal senada juga diutarakan Ketua BPC Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batam, Mansur. Sebab kondisi itu dapat mengganggu program pariwisata yang saat ini tengah diupayakan pemerintah untuk ditingkatkan.

"Kami sangat menolak deklarasi maupun gerakan yang dapat memecahbelah persatuan dan kesatuan khususnya di Kota Batam. Kondisi itu dapat menghambat pertumbuhan perekonomian, perdagangan dan investasi. NKRI harga mati," pungkasnya.

Editor: Gokli