Tekan Kebocoran Distribusi Air Belakangpadang, Dinas Cipta Karya Terapkan Sistem SCADA
Oleh : Irwan Hirzal
Senin | 20-08-2018 | 14:52 WIB
kadis-ciptakarya-suhar1.jpg
Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Batam, Suhar. (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Batam - Guna menekan kebocoran distribusi air di Belakangpadang, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (CKTR) Kota Batam menerapkan sistem Supervisory Control And Data Acquisition (SCADA).

"Insya Allah pada tahun ini, mulai hari ini, akan diterapkan di unit produksi WTP (water treatment plant) Belakangpadang, sistem SCADA. Dengan sistem ini seluruh proses dalam pengelolaan air bersih di Belakangpadang bisa dikontrol dalam satu layar secara auto," kata Kepala Dinas CKTR, Suhar Senin (20/8/2018).

Ia menjelaskan sistem SCADA ini diharapkan bisa memperbaiki permasalahan yang dihadapi dalam pelayanan air bersih di Belakangpadang selama ini. Pertama yaitu menekan angka kebocoran yang masih cukup tinggi.

"Tingkat kebocoran kita masih tinggi, rata-rata kita lebih kurang 35 persen. Kalau dibandingkan yang ada di Batam, khususnya yang dikelola ATB, kita memang masih jauh ketinggalan. ATB itu bisa tekan sampai 20 persen," ujarnya.

Permasalahan kedua yang ingin diatasi dengan sistem SCADA ini adalah tingginya biaya produksi air bersih dari air baku. Menurut Suhar, biaya produksi air bersih saat ini sekitar Rp 19.000. Sedangkan tarif yang dibayar masyarakat masih di bawah itu karena ada subsidi pemerintah yang cukup besar untuk menutupi harga air pokok tersebut.

"Sebenarnya salah satu komponen biaya ini adalah tenaga. Dengan adanya SCADA ini tidak perlu banyak-banyak. Tenaga yang ada bisa didistribusikan ke tempat lain," paparnya.

Masalah ketiga yang bisa diselesaikan dengan SCADA adalah pengaduan pelanggan. Ia mengatakan selama ini pengaduan pelanggan agak lambat ditangani karena masih manual. Suhar berharap dengan sistem baru ini pelayanan pengaduan bisa ditingkatkan kualitasnya.

"Untuk atasi tiga hal tersebut kami mencoba perbaiki sistem secara auto. Proses jarak jauh yang biasa dipakai industri skala besar bisa dipantau dari layar secara auto. Kami harap bisa memberikan manfaat sebesar-besarnya sehingga pengelolaan air bersih bisa efisien," pungkasnya.

Editor: Yudha