Pembangunan SDM Perlu Dilandasi IPTEK dan Inovasi

Produktivitas Tenaga Kerja Indonesia Tertinggal Jauh dari Singapura
Oleh : Nando Sirait
Selasa | 15-05-2018 | 13:16 WIB
RDP_di_Jamiatul_Ulum_Arrahman_8_(1).jpg
RDP Senator Muhammad Nabil tentang Arah dan Tahapan Pembangunan bidang SDM dan Penguasaan IPTEK di Pesantren Tahfiz Jamiatul Ullum Arrahman Kota Batam,

BATAMTODAY.COM, Batam - Senator Muhammad Nabil mengatakan, pembangunan harus menjadi fondasi dari upaya peningkatan daya saing dan produktivitas tenaga kerja. Sebab, produkvitas tenaga kerja Indonesia belum menggembirakan, kalah jauh dari produktivitas tenaga kerja Singapura yang menjadi tetangga dekat Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

"Pembangunan SDM di Indonesia bisa dikatakan belum terlalu menggembirakan, produktivitas tenaga kerja Indonesia hanya 18% dari produktivitas tenaga kerja Singapura," kata Nabil dalam Rapat Dengar Pendapat tentang Arah dan Tahapan Pembangunan bidang SDM dan Penguasaan IPTEK di Batam pada 21 April 2018 lalu.

Bertempat di Pesantren Tahfiz Jamiatul Ullum Arrahman Kota Batam, Nabil mengatakan, ketertinggalan produktivitas tenaga kerja Indonesia karena pola perekonomian yang berkembang, serta kesenjangan kemampuan dalam proses inovasi dan pemanfaatan teknologi.

Menurutnya, sebagai bagaian dari peningkatan kualitas SDM, di merekomendasikan agar kurikulum pendidikan tidak hanya padat dengan aspek teoritis, tetapi juga memberikan sisi praktis. Komitmen wajib belajar pun juga harus ditingkatkan.

"Untuk lembaga pelatihan, perlu ada standar lembaga dengan indikator yang jelas, sertifikasi pelatih perlu diperhatikan untuk menjaga kompetensi dan profesionalisme," katanya.

Anggota Komite III DPD RI ini menilai tidak hanya itu, untuk sertifikasi sendiri juga perlu ada penyederhanaan proses dan mekanisme sertifikasi dengan tahapan yang jelas.

"Pengembangan kualitas dan kuantitas lembaga sertifikasi di setiap provinsi harus dilakukan untuk mempermudah proses pelayanan," katanya.

Ia menambahkan, pemerintah Indonesia saat ini tengah gencar meningkatkan roda perekonomian nasional. Salah satu langkah penting yang harus dilakukan pemerintah untuk mencapainya adalah menempatkan SDM dan iptek dan inovasi sebagai pilar penting, khususnya dalam peningkatan daya saing bangsa guna menopang perekonomian Indonesia.

Nabil menegaskan, pemerintah saat ini fokus pada peningkatan kualitas SDM yang dibarengi dengan iptek dan inovasi melalui peningkatan alokasi anggaran pada 2017 lalu, seperti mempertahankan alokasi anggaran kesehatan sebanyak 5% dan 20% untuk pendidikan.

Dengan komitmen mempertahankan anggaran pendidikan, katanya, berarti pemerintah memiliki komitmen kuat untuk meningkatkan SDM Indonesia, yang diharapkan dapat memacu penguatan kualitas SDM Indonesia yang berujung pada peningkatan daya saing bangsa.

Pembangunan SDM bersamaandengan iptek dan inovasi, lanjutnya, merupakan pilar pembentuk daya saing bangsa. Dirinya mendorong agar tantangan yang dihadapi di sektor SDM, perlu segera dipecahkan.

"Penting melakukan pembangunan sumber daya manusia secara luas, khususnya dalam kelompok sosial-ekonomi-geografis yang dapat menghambat pencapaian kesempatan yang merata. potensi SDM Indonesia yang ada harus dikelola dan dikembangkan agar cita-cita para pendiri bangsa untuk mewujudkan Indonesia yang adil dan makmur akan segera terwujud. Bahkan Indonesia dapat mengambil peranan yang lebih berarti untuk memajukan kesejahteraan bangsa," tandas Nabil.

Editor: Surya