Kapal Sunrise Glori Pembawa Sabu 1 Ton Lebih Ditangkap

Diduga, Ada 'Mother Ship' Jadi Pabrik Narkotika
Oleh : Nando Sirait
Sabtu | 10-02-2018 | 17:39 WIB
sabu-1kilo-tangkapan-al.jpg
Inilah penampakan barang bukti sabu seberat 1 ton lebih oleh TNI Angkatan Laut dari Kapal MV Sunrise Glory, Rabu (7/2/2018) lalu. (Foto: Nando Sirait)

BATAMTODAY.COM, Batam - Adanya tangkapan Kapal MV Sunrise Glory, yang diketahui membawa sabu sebanyak 1 ton lebih itu, memunculkan dugaan, adanya kapal yang berperan sebagai 'Mother Ship' yang memproduksi narkotika secara besar-besaran.

Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana Madya TNI Achmad Taufiqoerrochman menuturkan, sebelum memasukki perairan Indonesia para pelaku yang merupakan warga negara asing ini, bahkan sempat bertransaksi di Australia.

"Informasi ini kita dapatkan dari hasil koordinasi dengan BNN, setelah dari sana menurut informasi mereka akan masuk lewat garis pantai Timur Sumatera, tapi ada juga dugaan mereka akan masuk lewat selatan," ujarnya dalam pres release yang digelar di Dermaga Mako Lanal Batam, Sabtu (10/02/2018).

Bahkan tidak tangung-tanggung, para pelaku tersebut menurunkan sekitar 1,3 ton shabu, yang diterima oleh jaringan sindikat narkoba Internasional ini.

"Karena dari data mereka membawa narkotika jenis shabu sebanyak 3 ton, dan yang kita tangkap ini baru satu ton lebih. Jadi sisanya itu diturunkan di Australia," ungkap Laksamana Madya TNI AchmadTaufiqoerrochman.

Bahkan pihaknya menduga adanya kapal induk, yang berperab sebagai lokasi transit nya kapal kapal pengangkut seperti MV Sunrise Glory.

"Kita menduga seperti itu karena gak mungkin mereka bisa melalui darat, membawa barang bukti sebanyak itu ke dalam kapal. Tapi ini yang saat ini kita masih mau dalami," ungkapnya.

Namun, ia menambahkan dalam memastikab dugaan ini perlu dilaksanakan dengan bekerja sama dengan Negara lainnya.

Saat ini bahkan petugas juga masih akan melanjutkan penyelidikan di seluruh bagian kapal, karena petugas menduga masih ada lagi narkotika di bagian kapl tersebut.

"Sekarang proses penyelidikan kita serahkan ke BNN, tapi bekerjasama dengan instansi lainnya kita masih curiga ada nya shabu lainnya yang belum kita temukan di kapal ini," lanjutnya.

Achmad menceritakan, bahwa terhambat nya petugas dalam menemukan dugaan barang bukti lainnya. Karena unit anjing pelacak, mengalami kondisi kurang sehat setelah menemukan shabu yang disamarkan di dalam karung beras.

"Jadi setelah anjing pelacak menemukan 1 ton ini, unit K9 nya langsung pusing dan saat ini tidak dapat melanjutkan pencarian. Nanti kita akan minta bantuan anjing pelacak tambahan," tambahnya.

Editor: Dardani