Jamin Impor Beras Tak Akan Mematikan Para Petani Lokal

Ketua Komisi VI DPR RI Ajak Masyarakat Berpikir Objektif Mengenai Kondisi Kelangkaan Beras
Oleh : Nando Sirait
Kamis | 08-02-2018 | 19:02 WIB
kunjungan-komisi-4-dpr-ri.jpg
Kepala BP Batam, Lukita Dinansyah Tuwo Tengah Berdiskusi Dengan Ketua Komisi VI DPR RI Teguh Juwarno (Foto: Nando Sirait)

BATAMTODAY.COM, Batam - Ketua Komisi VI DPR RI, Teguh Juwarno, menyatakan dukungannya terhadap wacana pemerintah dalam membuka keran impor beras. Tidak hanya itu, dalam kunjungannya ke Mall Pelayanan Publik (MPP) Batam, Jumat (08/02/2018), ia juga sempat menyindir adanya statemen dari Menteri Pertanian.

"Masalah impor beras ini berawal dari tidak adanya sinkronisasi data antara produksi dengan konsumsi. Menteri Pertanian selalu mengklaim bahwa kita sudah bisa swasembada, tapi kenyataannya beras selalu hilang dan harganya melambung tinggi," ungkapnya.

Ia menambahkan, dengan adanya situasi saat ini, menjadi alasan Menteri Perdagangan mengambil sikap untuk membuka keran impor beras. Teguh bahkan menegaskan, adanya masalah kelangkaan beras saat ini akan kembali menambah runtutan masalah yang terjadi di Indonesia.

"Beras ini kan komoditas strategis, dua pemerintahan negeri ini jatuh karena persoalan harga, khususnya harga komoditas. Saya melihat Pemerintahan Jokowi saat ini tidak mau mengambil resiko itu yang hanya akan menambah masalah dan akan sangat berbahaya terhadap stabilitas politik," ujarnya.

Mengenai kondisi para petani lokal yang akan menyambut panen raya pada Bulan Februari dan Maret mendatang, pihaknya memastikan dibukanya keran impor ini tidak akan mematikan para petani lokal. Karena impor beras ini sendiri hanya memastikan keamanan cadangan beras Indonesia dan menghindari adanya permainan harga dari kartel.

"Yang menjadi perhatian kita semua adalah, bagaimana nasib petani pada panen raya nanti? Dalam rapat kerja yang kami lakukan bersama dengan Menteri Perdagangan dan Bulog, kami memastikan adanya hasil panen tersebut akan tetap diserap, dengan atau tidak adanya impor beras yang akan dilakukan oleh Pemerintah Pusat," katanya

"Impor hanya akan dilakukan pada angka yang aman, sehingga cadangan beras kita ada dan menghindari adanya spekulan harga yang akan dilakukan oleh kartel apabila beras mulai menghilang tanpa adanya cadangan," lanjutnya.

Bahkan ia mengaku, adanya kelangkaan beras saat ini juga ia rasakan sendiri. Di mana hal ini sempat dikeluhkan oleh istrinya yang merasa kesulitan dalam mencari beras di pasaran.

"Istri saya saja sampai mengeluh, tentang rencana kami untuk menolak impor beras. Tapi kenyataannya di lapangan dia sendiri bahkan sempat merasakan kesulitan mencari komoditas tersebut di Supermarket. Oleh karena itu, saat ini kita harus berpijak pada kenyataan di lapangan," paparnya.

Mengenai adanya kecurigaan bahwa nantinya harga beras impor sendiri juga akan dipermainkan oleh kartel, Teguh menegaskan bahwa masyarakat saat ini harus bisa memberikan kepercayaan kepada pihak berwajib, mulai dari Kepolisian hingga KPK dalam hal pengawasan.

"KPK sendiri bahkan sudah turun tangan dalam pengawasan impor beras ini. Kita tau harga beras seperti dari Vietnam dan Thailand memiliki selisih harga hingga Rp5 ribu pada saat dijual di Indonesia. Jadi di sinilah peran aktif kami semua dalam melakukan pengawasan, agar para kartel tersebut tidak dapat bergerak," tutupnya.

Editor: Udin