Pemerintah Kurang Perhatian, Marina City Banjir
Oleh : Yosri Nofriadi
Sabtu | 11-11-2017 | 18:02 WIB
salah_satu_titik_banjir_di_batam.jpg
Inilah salah satu titik banjir di Kota Batam. (Foto: Yosri Nofriadi)

BATAMTODAY.COM, Batam - Warga Batam beberapa hari terakhir ini terus-menerus diguyur hujan. Akibatnya, sejumlah titik dilanda banjir yang menggenangi pemukiman warga serta akses lalu lintas. Diduga, banjir itu adalah akibat penimbunan hutan bakau yang dilakukan pihak pengembang dan kurangnya perhatian pemerintah.

Salah satu titik banjir yang paling parah adalah di Jalan Marina City, Kelurahan Tanjungriau, Kecamatan Sekupang Batam.

Semenjak dilakukan penimbunan lahan di samping Balai Latihan Kesehatan (Bapelkes) Marina, jalan itu selalu kebanjiran dan rusak parah akibat terus menerus digenagi air.

Selama ini hutan bakau yang yang berbeda di samping Bapelkes menjadi lahan resapan air dari perumahan yang ada di marina seperi perumahan Devin Preimer, Rici, Jupiter dan belasan perumahan lainnya yang ada di Marina.

"Pematangan lahan ini sudah dilakukan satu tahun lalu. Dulu lahan ini adalah hutan bakau. Sekarang bakau itu ditimbun oleh pihak pengemban," ujar Suherman, Sabtu (11/11/2017)

Sebelum pihak pengembang melakukan pematangan lahan, Jalan Marina City dan perumahan warga di sekitar tidak pernah kebanjiran. "Dulu sebelum lahan bakau ini ditimbun, kami tidak pernah mengalami kebanjiran. Air selalu mengalir ke parit hutan bakau yang ada di samping bapelkes itu ," ujar Suherman lagi.

Setelah lahan bakau itu ditimbun, lanjut Suherman, warga perumahan Marina View, yang rumahnya persis disebelah lahan yang baru ditimbun tersebut, selalu mengalami banjir saat musim hujan lantaran parit yang berada di samping perumahan tersebut sudah menyempit dan sering tersumbat. "Kalau hujan dua jam saja, perumahan dan jalan langsung banjir," ujarnya lagi.

Hal yang sama juga disampaikan Dedi warga Perumahan Marina View, banjir sering terjadi lantaran lahan tersebut ditimbun lebih tinggi dari perumahan warga. Hal tersebut yang membuat perumahan warga selalu mengalami kebanjiran saat musim hujan dan saat air laut pasang.

"Kalo sudah hujan deras sebentar saja, pasti tempat kami banjir. Seharusnya dari pihak pengembang mebuat darinase pengganti, agar perumahan kami tidak terkena imbasnya," ujarnya Dedi.

Dedi tidak menyalahkan para pengembang yang melakukan penimbunan lahan, tetapi dia berharap pemerintah melakukan kontrol agar pembangunan yang dilaksanakan jangan sampai menimbulkan dampak terhadap orang lain.

"Kita sangat senang daerah marina ini terus ada pembangunan tapi jangan sampai karena pembangunan warga yang lain dikorbankan," ujar Dedi.

Editor: Dardani