Aksi Pembakaran Alat Berat PT KJJ

Masyarakat Jemaja Tidak Anti Investor, Asal Tak Merusak Lingkungan
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 30-06-2017 | 08:12 WIB
alat_berat_pt_kjj_dibakar_warga.jpg
Pembakaran lori dan tracktor di rumah Amir Fikri di Desa Bukit Padi Jemaja. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Anambas - Masyarakat Pulau Jemaja berkomitmen menjaga kelestarian lingkungan demi kebutuhuhan dasar masyarakat luas. Komitmen tersebut selalu dilontarkan oleh masyarakat ketika mulai membakar alat berat dan inventaris PT Kartika Jemaja Jaya (KJJ) di Pulau Telapan, Kecamatan Jemaja Timur, Kamis (29/6/2017).

"Kami tidak ingin anak dan cucu kami yang menderita karena ulah PT KJJ. Dampak penebangan kayu sudah jelas, akan mengurangi ketersedian air. Sementara air adalah kebutuhan dasar makhluk hidup," seru masyarakat Pulau Jemaja, ketika hendak mulai membakar alat berat PT KJJ.

Masyarakat menegaskan, pihaknya tidak ingin melakukan tindakan anarkis. Namun masyarakat menginginkan agar PT KJJ segera angkat kaki dan tidak mengganggu lingkungan Pulau Jemaja.

"Kesabaran kami sudah habis, sehingga kami melakukan membakar semua alat ini. Untuk menjadi kali kedua kami membakar alat berat PT KJJ, di mana yang pertama itu tahun 1999," ujarnya lagi.

Sejatinya, masyarakat Jemaja tidak anti investor, asalkan tidak merusak lingkungan, dan dampak negatifnya tidak tinggi bagi masyarakat.

"Kalau kayu ini diambil, tentu bencana alam akan segera menyusul. Itu yang perlu dipikirkan, jangan seenak-enaknya menebang kayu saja tetapi imbasnya kepada masyarakat," tegas mereka.

Meski demikian, Wakil Bupati, Kapolres, Camat Jemaja dan Camat Jemaja Timur serta Aparat dari TNI berulangkali menghimbau masyarakat agar menghentikan pembakaran alat berat. Namun masyarakat tetap membakar alat berat tersebut secara spontanitas.

Saat aksi spontanitas tersebut berlangsung, masyarakat juga melarang semua pihak, termasuk TNI/Polri mengabadikan moment tersebut. Bahkan, yang berani membangkang, gadget langsung disita warga. Ironisnya, salah satu anggoota masyarakat berinisial Dm, tertangkap warga sedang mengabadikan aksi tersebut. Langsung menjadi bulan-bulanan massa.

"Dm sudah dua kali kedapatan mengabadikan aksi itu, yang pertama gadgetnya disita. Yang kedua ini, Dm langsung diserbu massa, beruntung Danramil Letung dan Kepolisian berhasil meredam emosi masyarakat. Bahkan anggota polisi juga ada yang disita gadgetnya karena kedapatan mengabadikan aksi itu," ujar saksi, warga Pulau Jemaja.

Sementara itu, menanggapai aksi tersebut, perwakilan PT KJJ, Abdul Rachman mengatakan, pihaknya akan menempuh jalur hukum. Pasalnya, PT KJJ telah memenuhi persayaratan dan peraturan yang berlaku.

"Kami akan segera melaporkan hal ini ke Polda Kepri dan berkoordinasi dengan Mabes Polri. Kami akan segera mengumpulkan fakta dan bukti-bukti dilapangan," jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, kesabaran masyarakat Pulau Jemaja Kabupaten Anambas terhadap manajemen PT Kartika Jemaja Jaya (KJJ) telah habis. Kekesalan mereka itu pun dilampiaskan dengan aksi spontanitas membakar seluruh aset PT KJJ yang berada di Pulau Jemaja, Kamis (29/6/2017).

Aksi pembakaran aset PT KJJ itu bermula dari permintaan masyarakat pada 21 Juni 2017 agar 31 unit alat berat milik PT KJJ yang masuk ke Pulau Jemaja dikeluarkan.

Kemudian, pada 22 Juni 2017, sejumlah masyarakat Pulau Jemaja melakukan rapat dengan Camat Jemaja dan Camat Jemaja Timur. Hadir pula aparat keamanan dan disepakati, manajhemen PT KJJ diberi deadline selama 7 hari untuk memenuti tuntutan masyarakat itu. Apabila tidak diindahkan, maka akan segera dibakar.

Adapun alat berat yang tiba pada 21 Juni lalu yakni, 15 unit buldozer, 2 excavator, 2 dumtruck, 2 pick up, dan 2 loader, 2 logging trailer.

Dan pada hari ini, Kamis, 29 Juni 2017 adalah hari terakhir kesempatan PT KJJ untuk memindahkan alat berat tersebut. Karena deadline sudah habis dan manajement PT KJJ tidak mengindahkannya. Maka, secara spontan, sekitar 600 masyarakat Pulau Jemaja bergerak menuju Pulau Telapan, Kecamatan Jemaja Timur dan langsung membakar alat berat milik PT KJJ.

Editor: Dardani