Dinkes Anambas Setujui Pemusnahan Aset untuk Pembangunan IPAL RSUD
Oleh : Fredy Silalahi
Rabu | 05-04-2017 | 18:28 WIB
RSUD-Tarempa.gif

Dinkes Anambas telah menyurati Tim Aset Pemda untuk menghapus dua rumah dinas kesehatan yang berada tepat di belakang Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tipe D Pratama Tarempa untuk membangun Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) (Foto: dok.batamtoday)

BATAMTODAY.COM, Anambas - Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPP dan KB) Kabupaten Kepulauan Anambas telah menyurati Tim Aset Pemerintah Daerah untuk menghapus dua rumah dinas kesehatan atau rumah yang berada tepat di belakang Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tipe D Pratama Tarempa. Pasalnya, pemusnahan aset tersebut, untuk membangun Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL)

"Kami sudah mengirim surat kepada tim aset Pemkab Anambas untuk memusnahkan aset rumah dinas kesehatan, yang tujuannya untuk membangun IPAL RSUD. Surat itu kami kirim tanggal 29 Maret lalu, sesuai permintaan Dinas Pekerjaan Umum," ujar Herianto, Kepala DKPP dan KB, Rabu (5/4/2017).

IPAL, kata Heri, merupakan salah satu syarat penting untuk mengoperasikan RSUD. Menurutnya, mengenai ruangan radiologi, ruang laboratorium, ruang jenazah dan ruang loundry akan menyusul dibangun.

"Kalau persyaratan itu sudah ada dan memenuhi kriteria yang tertera dalam PMK 24 tahun 2014 tentang Rumah Sakit Kelas D Pratama, maka RSUD dapat dioperasikan. Bahkan ruangan operasi yang saat ini masih bentuk persegi, harus diubah menjadi oval," terangnya.

Dia berharap, pembangunan IPAL yang direncanakan berjalan pada tahun 2017, harus digesa. Pasalnya, DKPP dan KB telah menargetkan, RSUD dapat dioperasikan tahun 2018 mendatang.

"Kita ingin pembangunan IPAL digesa, agar sejalan juga untuk melengkapi peralatan dan SDM. Ke depannya tidak ada lagi pasien yang dirujuk ke Tanjungpinang dan Batam. ‎Karena Rumah Sakit Bergerak, Rumah Sakit Lapangan maupun Puskesmas sudah dapat merujuk pasien ke RSUD Tarempa," tegasnya.

Dia menerangkan, saat ini Rumah Sakit Lapangan Palmatak sudah dapat dimanfaatkan untuk operasi caesar. Sebab, alat yang sebelumnya rusak telah diperbaiki.

"Alat-alat yang selama ini, sudah diperbaiki dan dapat berfungsi normal. Ini juga didukung oleh 5 dokter, yang terdiri dari 2 dokter spesialis tulang, 2 dokter bedah umum, dan 1 dokter jiwa," ujarnya.

Expand