Kecabjari Tarempa Mulai Selidiki Kasus WFC yang Telan Anggaran Rp 43,5 Miliar
Oleh : Freddy Silalahi
Minggu | 18-12-2016 | 14:00 WIB
WFC_anambas.jpg

Proyek pembangunan Water Front City, Kabupaten Kepulauan Anambas

BATAMTODAY.COM, Anambas - Proyek Multiyears Water Front City (WFC) Kabupaten Kepulauan Anambasyang dikerjakan PT Adhi Karya dengan kontrak 2013-2015, mulai dilakukan penyelidikan oleh Kejaksaan Negeri Natuna di Tarempa. Pembangunan proyek WFC tersebut menelan biaya Rp 43,5 miliar itu diambil dari pos APBD Anambas.

 

"Surat Perintah Penyelidikan (Sprinlidik) WFC sudah keluar sejalan dengan Surat Perintah Penyidikan (Sprindik) RSUD. Karena WFC dan RSUD ini menyatu,tak boleh dipisahkan,"kata Kepala Cabang Kejaksaan Negeri Natuna di Tarempa (Kacabjari), Muhammad Bayanullah, Minggu (18/12/2016).

Menurut Bayan, langkah tersebut untuk menindaklanjuti laporan dari Lembaga Indonesia Crisis Center (ICC) yang beralamat di Jalan Perintis Kemerdakaan Jakarta Timur.

"Mereka (ICC) menganalisa hasil temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK),yang terdapat kelebihan bayar berkisar Rp 2,2 Miliar,"katanya.

Dia menegaskan,penyelidikan yang dilakukan yakni amanah dari Kajati Kepri. Namun dia mengakui, pihaknya akan fokus menangani perkara tersebut demi mendapat kepastian hukum.

"Sebenarnya ICC meminta Kejati Kepri untuk menindaklanjuti WFC, karena ada kami di Anambas,sehingga kami yang diperintahkan menindaklanjutinya. Saat ini kami fokus untuk menyelesaikan perkara ini (WFC dan RSUD) untuk mencapai kepastian hukumnnya,"ujar Bayan mengakhiri.

Seperti diketahui Pembangunan WFC sendiri terdiri dari tiga tahap yakni Tahap pertama pada tahun 2013, pemasangan tiang penyangga (sheet pile) dan penimbunan yang menggunakan pasir sebanyak 5.000 kubik telah menghabiskan dana APBD sebesar Rp 21,57 Miliar.

Sedangkan tahap kedua pada tahun 2014, yang dikerjakan oleh PT Adhi Karya sebagai pemenang tender dalam pemasangan beronjong mengeluarkan dana APBD sebesar Rp 9,5 miliar.

Sementara tahap ketiga belum selesai,namun diatas WFC timbul pembangunan RSUD Tipe D Pratama yang menelan APBD,berkisar Rp 9,9 Miliar.‎ Padahal pada Detail Engineering Design (DED) WFC direncanakan disepanjang sisi jalan semenpanjang mengarah ke darat,bukan di lokasi yang sekarang,dan untuk pembuatan DED menelan anggaran Rp 1 Miliar. Kenyataan saat ini,lahan yang seharusnya untuk WFC,telah banyak dikaplingkan,dan sudah dibangun rumah.

Editor: Surya