Nelayan Anambas Minta Pemprov Kepri Serius Urus Pabrik Es
Oleh : Fredy Silalahi
Sabtu | 05-11-2016 | 09:02 WIB
nelayan_anambas1.jpg

Nelayan Anambas yang kekurangan pasukan es (Foto: Batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Anambas - Nelayan di Kabupaten Kepulauan Anambas meminta keseriusan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dalam mengelola pabrik es yang berada di Desa Antang, Kecamatan Siantan, Kabupaten Kepulauan Anambas.

Pasalnya, sangat riskan bila potensi perikanan tidak didukung oleh pendingin demi menjaga kualitas hasil tangkapan nelayan, yang nantinya dikirim ke Tanjungpinang maupun daerah lainnya.

Demikian ungka Wakil Ketua Koperasi Nelayan, Kabupaten Kepulauan Anambas, Muslim. Karena, minimnya pasokan es dapat merugikan nelayan. Sebab tanpa dibantu pendingin, ikan yang dikirim ke Tanjung Pinang‎ atau Batam akan cepat busuk.

"Situasi seperti ini nantinya sangat merugikan nelayan Anambas, ikan belum tiba dit empat, sudah busuk duluan, karena kekurangan pendingin. Kalau begini terus, hasil tangkapan nelayan tidak bisa bersaing dengan daerah lainnya. Mengingat juga, jarak tempuh kedaerah lain membutuhkan waktu yang panjang," ujarnya, Jumat (4/11/2016).

Dia sangat menyayangkan, alat yang ada, tidak dapat dimanfaatkan masyarakat Anambas. Pasalnya, pabrik es yang dikelola oleh Pemprov Kepri tersebut jarang beroperasi.

"Bila pabrik es rutin beroperasi, tentu sangat membantu nelayan. ‎Es merupakan sarana penunjang dan menjaga kualitas hasil tangkapan. Tetapi pabrik es saat ini,sangat jarang beroperasi dan jadwalnya tidak menentu," terangnya.

Dia berharap, Pemprov Kepri memberikan perhatian terhadap nelayan Anambas. Sangat sia-sia bila potensi yang ada, tidak dimanfaatkan.

"Kami berharap, pemerintah memberikan perhatian kepada nelayan,maksimalkan pelayanan kepada masyarakat. Tolong beri solusi kepada kami nelayan ini,jangan persulit kami," harapnya.

Sementara, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Anambas, Yunizar mengatakan, umlah ikan yang dikirim keluar daerah berkisar 360 ton per bulannya. Dia mengakui Anambas memiliki potensi yang luar biasa disektor perikanan.

Namun, kata Yuni, sarana pendukung agar ikan tetap segar,belum memiliki solusi. Pasalnya, pabrik es satu-satunya andalan masyarakat Anambas tidak berproduksi secara rutin.

"Pabrik es yang dikelola oleh Pemprov Kepri,bisa menghasilkan 20 ton es perharinya. Tetapi pabrik itu jarang berproduksi. Ini yang kita sayangkan, pemasaran hasil tangkapan nelayan bisa kalah saing dengan daerah lain," terangnya.

Sementara, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepri,‎ Iskandar mengakui, pabrik es sempat berhenti beroperasi diakibatkan bahan bakar minyak (BBM) habis. Pasalnya, segala kebutuhan listrik di pabrik tersebut bergantung pada mesin generator berbahan bakar solar.

"Memang sempat berhenti,karena minyak habis dan dana pembelian minyak belum keluar dari Tanjung Pinang. ‎Kinerja pabrik memang tergantung minyak. Saat ini,pabrik es di Antang sedang proses penyambungan listrik dari PLN,dan diperkirakan akhir November ini sudah kelar semua. Jadi kedepan tidak terlalu ketergantungan dengan minyak. Pabrik dapat memproduksi 20 ton es perhari,tetapi itu habisnya dua atau tiga hari,"tegasnya.

Keluhan es tersebut juga telah diutarakan masyarakat kepada, an‎ggota Komisi III DPRD Anambas, Raja Bayu ketika mengunjungi daerah pemilihannya. Raja Bayu mengatakan, keluhan tersebut akan segera dicari solusinya.

"Kalau bisa, serahkan saja pabrik es itu kepada Pemda Anambas, agar Pemda yang mengolahnya. Karena hasil tangkapan itu menjadi sumber perekonomian masyarakat Anambas dan itu harus didukung," ujar Politisi Partai Golkar itu.

Editor: Dardani