Anambas Berpotensi Jadi Target Ancaman Terorisme
Oleh : Fredy Silalahi
Rabu | 27-04-2016 | 09:26 WIB
potensiterorismeanambas.jpg

Kolonel Marinir Purwanto saat memberi pemahaman tentang radikalisme dan terorisme di Anambas. (Foto: Fredy Silalahi)

BATAMTODAY.COM, Anambas - Kabupaten Kepulauan Anambas tak tertutup kemungkinan menjadi terget operasi jaringan kelompok teroris. Pasalnya, Anambas berbatasan langsung dengan negara tetangga seperti, Vietnam, Filipina dan lainnya.

 

Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas, Abdul Haris mengungkapkan, wilayahnya itu bersinggungan dengan jalur laut internasional dan dengan beberapa negara tetangga. Sehingga, memungkinan adanya acaman terorisme.

"Pulau di Anambas ini hanya 26 yang berpenghuni, sementara 229 kosong sama sekali. Kita akui, kekayaan alam juga sangat banyak dan diminati oleh negara lain. Sementara ada lima titik pulau yang berbatasan langsung dengan negara tetangga. Dan artinya, letak geografis Anambas sangat memungkinkan adanya ancaman terorisme," papar Abdul Haris, Selasa (26/04/2016) usai melakukan sosialisasi penanggulangan terorisme di Balai Pertemuan Masyarakat Siantan (BPMS).

Sementara itu, perwakilan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Kolonel Marinir Purwanto mengatakan, potensi ancaman tersebut dapat dicegah dengan pemberdayaan masyarakat. Dengan harapan, masyarakat juga tidak mudah terpengaruh oleh isu propaganda.

"Potensi itu bisa saja terjadi, tergantung perspektifnya. Dengan kata kunci, pemberdayaan masyarakat. Dan masyarakat juga jangan mudah tergoda dengan isu propaganda, karena terorisme tidak datang secara tiba-tiba," jelasnya.

Purwanto menambahkan, pihaknya menemukan ancaman dan permasalahan dalam mencegah radikalisme yang berujung pada terorisme. Hal tersebut dimulai dari sempitnya pemahaman agama, baik pribadi maupun kelompok serta kurangnya nilai luhur Pancasila.

"Situasi teror yang menimbulkan rasa takut bersifat massal, juga berdampak menggangu hajat orang banyak, termasuk obyek vital seperti kilang minyak, sabotase fasilitas publik seperti bandara. Sama halnya yang dilakukan oleh ISIS dengan menguasai kiling minyak di Irak dan Suriah untuk membiayai operasi dan aksi mereka. Untuk itu bila ada unsur radikal, sebaiknya dilaporkan saja ke Polsek atau Koramil terdekat, sebelum radikal itu berkembang," lanjutnya.

Edito: Dardani