DKUMPP Pertahankan HET BBM Premium di Kecamatan Siantan Rp13.500 Per Botol
Oleh : Alfredy Silalahi
Senin | 11-02-2019 | 15:41 WIB
bbm111.jpg
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Anambas - Jauhnya lokasi penjemputan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium di Desa Air Sena, Kecamatan Siantan tengah menjadi alasan Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kepulauan Anambas tidak merubah harga eceran tertinggi (HET) di Kecamatan Siantan.

Hal tersebut diungkapkan Usman, Kadis KUMPP Anambas untuk menanggapi pertanyaan masyarakat yang membandingkan harga premium di Kecamatan Siantan dan Kecamatan Jemaja.

"Di Jemaja sudah ada SPBU, walaupun kecil tetapi sangat membantu. Sehingga di Jemaja bisa diterapkan HET sebesar Rp 12.500 per botol (1,5 liter). Sedangkan di Siantan, HET Rp 13.500 perbotol ini sudah berlangsung sejak tahun 2016 lalu. Yang menjadi pertimbangan ketika penetapan HET di Siantan yakni biaya angkut transportasi laut dari Air Sena, Siantan Tengah ke Tarempa, Siantan. Sementara SPBU Jemaja di darat, sehingga biaya operasional tidak begitu besar," ujar Usman, Senin (11/1/2019).

Usman mengakui, sejauh ini harga BBM jenis premium masih normal pada angka Rp 6.450 perliter, sehingga belum ada wacana penetapan HET baru.

"Saat ini harga BBM masih normal. Mungkin yang perlu dirapatkan dengan pengecer yakni tentang kuota penjualan dan himbauan agar tidak ada penimbunan BBM," jelasnya.

Usman menyinggung, sejak Sabtu (9/1/2019) lalu BBM jenis premium sudah lancar.

"Alhamdulillah, Jumat (8/1/2019) lalu kapal pengangkut minyak dari Natuna sudah tiba di Siantan Tengah, sehingga Sabtu (9/1) minyak sudah lancar kembali," ucapnya.

Sementara, salah satu warga Tarempa, Taufik mengakui harga premium di Kecamatan Siantan begitu tinggi pada angka Rp 13.500 per botol. Pasalnya, harga premium hanya Rp 6.450 perliter. Sementara ukuran sebotol itu hanya 1,5 liter dengan harga 13.500.

"Kalau ikut harga normal, perbotol hanya Rp 9.600. mungkin kalau ditambah biaya jemput ke Air Sena, Siantan Tengah 1.000 perliter. Karena saya dengar ongkos jemput berkisar 30.000 perjerigen (35 liter). Ini lah sebenarnya yang perlu dikaji ulang, sehingga tidak ada rasa keberatan di masyarakat, dan tidak ada pemikiran masyarakat membanding-bandingkan harga di Siantan dan Jemaja," harapnya.

Editor: Yudha