Premium di Kecamatan Siantan Langka, Pengecer Diduga Lakukan Penimbunan
Oleh : Fredy Silalahi
Selasa | 05-02-2019 | 08:41 WIB
ilustrasi-premium.jpg
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Anambas - Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan (DKUMPP) Kabupaten Kepulauan Anambas mengaku heran terkait banyaknya keluhan masyarakat Kecamatan Siantan yang sulit mendapatkan bahan bakar minyak jenis Premium sejak Senin (4/2/2019) pagi.

"Saya heran, kok bisa tiba-tiba premium tak ada yang jual. Biasanya rame. Padahal agen minyak yang di Air Sena, Kecamatan Siantan Tengah, baru bawa BBM jenis premium dari Natuna sebanyak 75 ton (kiloliter)," kata Usman, DKUMPP Anambas, Senin (4/2/2019).

Usman menguraikan, BBM sebanyak 75 ton mampu mengakomodir kebutuhan masyarakat Anambas selama dua hingga tiga minggu. Karena merasa ada yang janggal, Usman memerintahkan staf bidang perdagangan melakukan pengecekan langsumg ke lapangan dan menemui agen minyak.

"Dari agen yang di Air Sena, ternyata mereka melepas 75 ton ini langsung ke pengecer. Kemudian agen yang di Siantan tidak bisa dihubungi karena yang bersangkutan tengah di Singapura untuk berobat. Agen memang hanya dua, dan kedua agen ini yang bergantian membawa minyak dari Natuna ke Anambas," jelasnya.

Usman menguraikan, kebutuhan BBM di Kabupaten Kepulauan Anambas mencapai 60.000 kilolter per tahun. "Sebenarnya, Anambas sudah layak memiliki depo minyak sendiri. Beberapa kali diusulkan, dari pusat belum ada balasan," terangnya.

Kejadian ini menimbulkan rasa khawatir di tengah-tengah masyarakat. Pasalnya masyarakat menduga ini menjadi kesempatan pengecer minyak untuk menaikkan harga BBM.

"Kalau BBM baru tiba dari Natuna di Anambas, tentu belum habis. Ternyata itu bisa terjadi, maka ada dugaan masyarakat kepada pengecer minyak melakukan upaya penimbunan. Ini adalah pikiran logika kita," kata Taufik, salah seorang warga.

Menurutnya, Pemkab Anambas harus intens melakukan pengawasan, sehingga tidak ada upaya pengecer menimbun minyak. "Jangan ketika sudah tidak ada yang jual baru turun ke lapangan. Dipantau sejak awal, diawasi," jelasnya.

Seperti diketahui, para pengecer biasanya menjual Premium dalam wadah berukuran 1,5 liter dengan harga Rp13.000 hingga Rp14.000 per botolnya.

Editor: Gokli