Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Garam Mahal dan Langka, Industri Ikan Teri di Lingga Merugi
Oleh : Nurjali
Selasa | 01-08-2017 | 10:26 WIB
tani-garam-00.gif Honda-Batam
Ilustrasi petani garam.

BATAMTODAY.COM, Dabosingkep - Beberapa minggu terakhir sejumlah wilayah di Provinsi Kepri, diresahkan dengan kelangkaan salah satu bumbu dapur penting, garam. Kelangkaan ini mulai menjalar hingga ke beberapa daerah kecil, seperti Kabupaten Lingga yang diwacanakan akan membangun tambak garam.

Dampak dari kelangkaan dan naiknya harga garam juga berdampak pada industri kecil perikanan di Kabupaten Lingga. Salah satunya kelong ikan teri atau bilis.

Para pemilik penangkaran ikan teri di Lingga kini harus meningkatkan biaya produksi karna mahalnya harga garam.

"Kalau rebus selain pakai air asin, kita juga pakai garam ini supaya ikannya tahan lama dan keringnya bagus," kata Muhammad Nur salah satu pemilik kelong bilis, Selasa (1/8/17).

Saat ini harga garam di Kabupaten Lingga mengalami kenaikan yang cukup tinggi mencapai dua sampai tiga kali lipat. "Terakhir kemarin harganya mencapai Rp370.000 per karung (50 kg), dari semula Rp160.000. Itupun kami harus pesan dengan kapal penampung ikan yang datang dari Jambi. Kedai-kedai sudah tidak ada," kata dia.

Mahalnya harga garam ini juga akan berdampak pada usaha-usaha rumah tangga serta kebutuhan pokok lainnya. Untuk itu masyarakat berharap agar pemerintah segera mencarikan solusi terkait hal ini.

"Kita minta pemerintah tak tinggal diam dengan hal ini, wacana yang dibuat Bupati Lingga seharusnya segera didukung oleh Pemerintah Provinsi maupun Pusat agar segera terealisasi," ujarnya.

Editor: Gokli