Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

CD Rilis Ulang Badai Pasti Berlalu Ditarik dari Peredaran
Oleh : Dodo/RollingStone
Kamis | 18-08-2011 | 09:58 WIB
Badai_Pasti_Berlalu_400.jpg Honda-Batam

Album Badai Pasti Berlalu yang ditarik dari peredaran. (Foto: RollingStone Indonesia)

JAKARTA, batamtoday - “Dengan izin Allah SWT dan mas Eros Djarot kami telah merilis kembali album Badai Pasti Berlalu... “

Kalimat mukadimah yang tercantum pada Sekapur Sirih di album itu terdengar sangat sakral. Ditulis oleh Didi Bofa sebagai pengantar kata untuk album Badai Pasti Berlalu (BPB), album musik fenomenal yang dirilis ulang dalam format CD dan beredar belum lama ini.

RollingStone merilis kemasan album tersebut cukup mewah, dibuat dalam bentuk hard cover. Calon pembeli pun hanya bisa mendapatkannya melalui toko buku Gramedia dengan harga relatif mahal, Rp 100 ribu. Munculnya kembali album Badai Pasti Berlalu dalam format baru ini membuat Yockie Suryoprayogo terheran-heran. Yockie adalah seorang musisi yang terlibat dalam penggarapan proyek tersebut di samping Eros Djarot serta almarhum Chrisye.

Merasa tidak pernah diberitahu, Yockie segera menghubungi Eros Djarot untuk menanyakan kebenaran atas pemberian izin tersebut. Jawabannya mengejutkan. Menurut Yockie, karibnya itu tidak pernah sekali pun memberikan izin untuk rilis ulang album Badai Pasti Berlalu. Eros lantas mempersilakan dirinya untuk melayangkan somasi kepada Didi Bofa.

Yockie bertindak cepat dengan memberikan surat teguran. Tak lama kemudian balasan pun datang berupa permintaan maaf yang ditandatangni langsung oleh Didi Bofa. Surat pernyataan minta maaf ini segera diikuti oleh penarikan album Badai Pasti Berlalu dari seluruh outlet Gramedia. “Sekarang barangnya numpuk di rumah saya,” tutur Yockie Suryoprayogo.

Menurut Wikipedia, Badai Pasti Berlalu merupakan album studio yang memuat lagu tema untuk film berjudul sama yang dirilis pada tahun 1977. Lagu-lagu dalam album ini diarahkan oleh Eros Djarot, musik dimainkan oleh Jockie Soerjoprajogo dan dinyanyikan oleh Chrisye dengan vokal pendukung oleh Berlian Hutauruk. Album ini masuk ke peringkat No. 1 di dalam daftar 150 Album Indonesia Terbaik versi majalah Rolling Stone Indonesia bulan Desember 2007

Di balik wujud fisiknya yang kokoh, album Badai Pasti Berlalu sebenarnya dibuat dengan serampangan. PT Arasy Cinta Sakti, yang menangani produksi, nampaknya melakukan penggandaan hanya berdasarkan materi dari pita kaset atau piringan hitam tanpa melalui proses mastering ulang. Terbukti kualitas audionya buruk. Lihat pula pada susunan kredit. Pada sampul tertulis ‘Musik Director’ untuk Eros Djarot, padahal versi asli sudah menuliskan dengan benar, yaitu ‘Music Director’.

Pada bagian sampul dalam tertulis Didi Bofa sebagai Produser. Ini membingungkan, karena untuk jabatan tersebut jelas Eros Djarot orangnya – ini sudah terinformasikan dengan gamblang pada sampul album.

Kemudian sebagai produser eksekutif tertulis nama OK Ilham Badrun. Ini juga tidak disertai penjelasan apakah yang dimaksud adalah penyandang dana pada pembuatan awal atau hanya berhubungan dengan proses rilis ulang? Jika yang dimaksud adalah yang pertama, maka nama tercantum seharusnya Incung. Nama terakhir adalah pemilik Irama Mas.

Kejanggalan lain adalah pencantuman nama Adi Surenty sebagai desainer grafis. Lagi-lagi ini membingungkan. Apakah yang bersangkutan adalah perancang grafis sampul asli seperti yang terlihat pada format kaset ataukah keperluan format CD yang sudah mengalami penyesuaian?

Lemahnya akurasi data menjadikan informasi dalam format CD berpotensi menyesatkan. Sebagai perbandingan, perhatikan susunan kredit pada album perdana God Bless yang dirilis ulang (juga) dalam format CD oleh PT Aquarius Musikindo. Di situ jelas tertulis nama Lesin sebagai desainer grafis untuk memodifikasi sampul album. Sedangkan nama Markoes Djayadiningrat sebagai perancang grafis asli tetap dicantumkan.

Sayang, langkah untuk ikut melestarikan salah satu karya musik penting, jika itu yang dimaksud, harus kandas karena tidak adanya sikap apresiatif dan rasa hormat pada aspek legalitas. Hasilnya justru masalah.

Setelah menarik seluruh Badai Pasti Berlalu dari peredaran tidak serta merta urusan Didi Bofa selesai. Sebab Yockie, atas nama rekan musisi lain yang ikut dalam pembuatan album tersebut, menuntut pernyataan maaf di sejumlah media massa serta membayar ganti rugi.

Sampai berita ini diturunkan, proses negosiasi tersebut masih berlangsung. Rupanya badai masih akan belum berlalu.