Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Digusur Developer, Siswa SD Melati Baloi Kebun Pindah Belajar ke Gedung DPRD Batam
Oleh : Nando Sirait
Selasa | 18-09-2018 | 13:52 WIB
sd-melati1.jpg Honda-Batam
nak - Anak SD Melati Tengah Mengikuti Proses Belajar Mengajar Di Lobi DPRD Batam, saat ada kunjungan kerja dari Anggota DPRD Cirebon. (Foto: Nando)

BATAMTODAY.COM, Batam - Belasan anak didik dari Sekolah Dasar (SD) Melati, Baloi Kebun, Batam. Memilih untuk belajar di lobi Gedung DPRD Batam. Hal tersebut terpaksa dilakukan pihak sekolah, sebagai bentuk protes kepada Pemerintah Kota Batam.

Kepala Sekolah SD Melati, Leonora menjelaskan keberadaan anak - anak tersebut dikarenakan sekolah yang sudah ada sejak tahun 2003 ini kini sudah rata dengan tanah akibat ulah Developer yang ingin membangun perumahan di kawasan tersebut.

"Kami sudah dua hari di sini, kenapa kami memilih datang ke DPRD karena anak- anak tidak memiliki tempat lagi untuk menimba ilmu," ujarnya saat ditemui di DPRD Batam, Selasa (18/09/2018).

Leonora menambahkan, adanya penggusuran yang dilakukan oleh pihak Developer terjadi pada Minggu lalu. Dimana saat itu sekolah sedang dalam keadaan sepi, selain itu pihaknya menyatakan penggusuran juga dilakukan dengan pengawasan oleh petugas Satpol PP.

Selain itu, permasalahan tersebut sebelumnya juga sudah sempat diadukan kepada pihak DPRD Kota Batam. Dalam perjalanan nya, pihak DPRD menjanjikan akan mempertemukan pihak sekolah dengan pihak Developer dan juga Dinas Pendidikan Kota Batam.

"Harusnya pertemuan terjadi Jumat lalu, namun ternyata ada beberapa orang suruhan dari pihak developer yang datang ke sekolah dan bermaksud membuat ribut sehingga pertemuan batal. Hingga sekarang kami disini juga belum ada kelanjutan dari pertemuan yang dijanjikan oleh pihak DPRD," lanjutnya.

Leonora juga menyayangkan adanya sikap anggota DPRD yang terkesan tidak peduli dengan nasib anak - anak didik tersebut. Bahkan hingga dua hari berada di lobi DPRD, tidak ada satupun anggota Dewan yang menawarkan ruangan yang layak untuk digunakan sebagai ruang belajar sementara.

Selain itu, adanya sikap developer dan Pemerintah Kota Batam yang tidak peduli dengan pendidikan anak - anak tersebut juga dirasa sangat miris terjadi sehingga membuat semangat anak - anak untuk belajar.

"Sebelumnya anak - anak didik di sekolah kami berjumlah sekitar 50 - 60 anak. Namun karena adanya tindakan penggusuran itu, akhirnya anak - anak yang tersisa hanya ada yang datang selama dua hari ini saja," paparnya.

Saat ini selaku Kepala Sekolah, Leonora hanya mengharapkan agar Pemerintah Kota Batam memperhatikan nasib anak - anak didiknya tersebut. Dan memberikan lokasi yang layak bagi anak - anak tersebut untuk melanjutkan pendidikan mereka.

"Pendidikan itu hak dari mereka, walau mereka adalah anak - anak yang tinggal di Ruli. Namun janganlah hak mereka untuk mendapatkan pendidikan yang layak juga dikesampingkan oleh Pemerintah," paparnya.

Editor: Yudha