Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Habib Rizieq Shihab Nyatakan Gempa Lombok Bencana Nasional
Oleh : Redaksi
Selasa | 21-08-2018 | 11:28 WIB
gempa-lombok.jpg Honda-Batam
Habib Rizieq Shihab tentang gempa Lombok, NTB. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad Rizieq Syihab menganggap sudah selayaknya rangkaian gempa bumi melanda Nusa Tenggara Barat dianggap sebagai bencana nasional.

 

Dia juga meminta supaya seluruh anggota dan pengurus FPI membantu meringankan penderitaan warga Nusa Tenggara Barat.

"Gempa bumi yang tak kunjung henti di NTB menyebabkan jatuhnya ratusan korban nyawa, puluhan ribu korban luka dan rumah hancur, bahkan ratusan ribu warga mengungsi di tenda-tenda. Karenanya musibah ini merupakan bencana nasional," tulis Rizieq dalam pengumuman yang dipasang di akun Twitter-nya, seperti dikutip pada Selasa (21/8/2018).

Rizieq meminta anggota FPI dan organisasi sayapnya untuk menggalang dana bantuan serta mengirim relawan ke NTB untuk membantu korban gempa. "Derita NTB derita kita semua," katanya.

Hal yang sama juga disuarakan oleh Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar. Ia meminta supaya Presiden Joko Widodo segera menetapkan musibah gempa di NTB sebagai bencana nasional.

"Mohon Pak Presiden @jokowi menetapkan bencana NTB sebagai bencana nasional," kata Cak Imin, sapaan Muhaimin, menanggapi kicauan salah satu pengikutnya.

Desakan juga datang dari DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat. Mereka menyatakan mengirim surat kepada Jokowi supaya segera menetapkan status bencana nasional atas gempa bumi yang terus menerus terjadi di Pulau Lombok dan Sumbawa.

"Maka kiranya Bapak Presiden RI dapat menetapkan status bencana alam gempa bumi yang melanda NTB saat ini menjadi status bencana nasional," kata Ketua DPRD Nusa Tenggara Barat Hj Baiq Isvie Rupaeda melalui surat yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo, di Mataram, Senin (20/8) kemarin, seperti dikutip dari Antara.

Permintaan status bencana nasional dalam rangka menindaklanjuti penanganan gempa yang telah memakan banyak korban jiwa. Data dari Kemensos menyebutkan sebanyak 548 orang tewas akibat rangkaian gempa bumi yang mengguncang NTB.

Selain itu terdapat ribuan orang kehilangan tempa tinggal dan harus mengungsi di dalam tenda-tenda darurat. Bencana gempa bumi ini juga merusak fasilitas umum seperti sekolah, jalan, dan terganggunya kegiatan pendidikan dan ekonomi.

Harapan serupa juga diutarakan sejumlah relawan yang membantu penanganan gempa di Lombok. Mereka ingin pemerintah segera menetapkan status bencana nasional terhadap situasi yang terjadi di wilayah tersebut.

"Bila ditetapkan sebagai bencana nasional, maka penanganan bisa lebih cepat. Bantuan dari luar juga lebih mudah masuk," kata Komandan Posko Induk Aksi Cepat Tanggap (ACT) Sutaryo saat ditemui di Mataram.

Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center Nusa Tenggara Barat Muslimin berharap pemerintah lebih mendahulukan kepentingan masyarakat terdampak gempa melalui penetapan status bencana nasional.

Apalagi, beredar kabar bahwa alasan pemerintah belum menetapkan status bencana nasional karena mempertimbangkan aspek ekonomi seperti sektor pariwisata.

"Korban terus bertambah, kerusakan semakin banyak. Bahkan sudah merembet ke wilayah lain seperti Pulau Sumbawa. Apalagi, gempa juga terjadi terus menerus," katanya.

Rangkaian gempa yang mengguncang Lombok pertama kali terjadi pada 29 Juli lalu dengan magnitudo 6,4. Bencana itu kemudian disusul gempa magnitudo 7 Skala Richter pada Minggu (5/8), gempa magnitudo 6,5 pada Minggu (19/8) siang dan gempa magnitudo 6,9 pada Minggu (19/8/2018) malam.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Dardani