Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Bekas Galian Proyek IPAL BP Batam Tidak Ditutup, Mobil Warga Terperosok
Oleh : Nando Sirait
Senin | 25-06-2018 | 14:28 WIB
galian-ipal11.jpg Honda-Batam
Mobil warga Perumahan Cemara Buana Batam Center terperosok dalam galian proyek IPAL. (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Batam - Proyek konstruksi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang dilakukan Badan Pengusahaan (BP) Batam kembali menuai kritik dari masyarakat. Pasalnya tanah galian tidak segera diperbaiki oleh pihak kontraktor.

Yohannes, Ketua RT Perumahan Cemara Buana, Batam Center mengatakan kontraktor pengerjaan proyek IPAL tidak menutup galian. Selain itu kontraktor juga tidak minta izin pengalian dari pihak RT maupun RW.

"Yang diajak bertemu itu hanya pihak perumahan sebelah, namun tidak di pihak kami. Tiba-tiba saja ada proyek penggalian di kawasan perumahan kami sementara kami gak pernah diajak rapat," ujarnya, Senin (25/6/2018).

Yohanes juga menambahkan, adanya permasalahan ini sempat mendapat protes dari warga perumahan dan juga mempertanyakan surat pengawasan dari pihak BP Batam. Hal ini dilakukan karena pihak kontraktor mengaku, bahwa proyek ini merupakan proyeknya BP Batam.

"Kontraktor akhirnya menunjukkan surat tersebut, tapi tidak ada nama perumahan kami yang ada hanya Anggrek Sari, Eden Part, kok main gali saja," lanjutnya.

Pihak kontraktor sendiri menyatakan akan memberikan jaminan tidak adanya masalah dalam proses pengerjaan nantinya. Namun janjinya tidak terealisasi dan menimbulkan masalah pada saat Hari Raya Idul Fitri kemarin.

Yohannes menambahkan, proses pengerjaan yang menggunakan alat berat seperti beko semakin membuat jalan menuju perumahan menjadi retak dan berlumpur.

"Hal ini berimbas kepada sanak keluarga yang berkunjung kemarin, sempat ada mobil yang terperosok karena adanya penggalian yang tidak ditutup dengan rapat," paparnya.

Sebagai Ketua RT Yohanes menyatakan moment lebaran hanya sebagai moment menerima keluhan dari warga perumahannya. "Sekarang sudah ditutup tetapi hanya pakai tanah galian, kondisi tanah itu masih lembek seharusnya di tibun pakai pasir, ini tidak menyelesaikan masalah," katanya.

Editor: Yudha